Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menyoal Ujian Semi Daring

15 Januari 2024   21:06 Diperbarui: 16 Januari 2024   00:42 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan smartphone pada ujian semi daring di SMP tempat S bersekolah, semakin membuat saya berpikir bahwa SMP tersebut hanya memandang ujian sebagai formalitas belaka.

Kejujuran dipertanyakan. Meskipun soal disusun acak untuk setiap murid karena aplikasi tersebut mungkin mendukung penerapan tersebut, murid tetap bisa menanyakan pada teman-teman murid lainnya lewat perpesanan singkat, seperti lewat WhatsApp (WA) atau Telegram, serta juga lewat surel dan peramban, jika tidak ada pemblokiran akses aplikasi perpesanan singkat dan sistem informasi lainnya.

Meskipun kelihatan jadoel, saya kira ujian luar jaringan (luring) adalah ujian yang lebih tepercaya, terjamin hasilnya, karena tidak ada tindakan cawe-cawe dari pihak manapun.

Memang, guru akan memerlukan lebih banyak waktu untuk memeriksa ujian siswa, namun menurut saya itu sebanding dengan hasil yang diperoleh setelahnya, daripada memudahkan pemberian nilai, tapi tidak yakin kalau nilai-nilai tersebut "murni" atau "palsu":

Karena ujian perlu untuk mengevaluasi hasil dari proses belajar mengajar kepada peserta didik selama satu semester. Kalau baik, dipertahankan atau ditingkatkan menjadi lebih baik lagi. Kalau buruk, temukan masalah, perbaiki celah-celah kekurangan.

Kalau ujian sekadar formalitas di mata guru, pendidikan di Indonesia tidak akan kemana-mana. Tetap di tempat atau malah mengalami kemunduran.

3. Guru berfungsi sebagai pengajar dan pendidik

Tahu tentang tugas, pokok, dan fungsi, tapi sayangnya dalam praktik nyata, kebanyakan guru hanya sekadar mengajar dan mengabaikan kewajiban mendidik.

Beberapa guru di SMP dimana S bersekolah memperlihatkan bahwa mereka hanya "menjalankan tugas".

Memilih profesi sebagai guru memang tidak mudah. Pendapatan jauh dari harapan. Namun, biar bagaimana pun, mereka sudah memilih profesi tersebut. Mengajar dan mendidik adalah satu paket. Tidak bisa hanya satu sisi saja.

Hasil ujian adalah salah satu cara untuk mendidik murid bahwa untuk menjadi sukses, butuh proses panjang. Untuk bisa berprestasi secara akademik, sebagai contoh, perlu proses belajar yang terus-menerus dan konsisten.

Apa alat ukur keberhasilan dalam belajar? Menurut saya, nilai hasil ujian adalah alat ukur yang objektif untuk melihat keberhasilan atau kegagalan murid dalam menjalani proses selama kurang lebih enam bulan atau satu semester.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun