"Siapa saya?"
"Siapa saja!"
Dua pertanyaan awal yang menyedihkan dan ditutup dengan satu pernyataan nyelekit yang antiklimaks.
"Pertanyaan 'Siapa kamu?' bagi cewek sok jual mahal yang menghadapi siapa pun cowok yang mendekatinya.
"Lontaran 'Siapa saya?" yang dilayangkan sang cewek yang sudah melewati usia kepala tiga yang sudah mendekati keputusasaan.Â
"Pada akhirnya, 'Siapa saja!' mengemuka. Tanda kesabaran sudah lenyap entah kemana. Insan berjenis kelamin laki-laki, sedikit saja memberi perhatian, akan langsung mendapat 'lampu hijau' dari sang perempuan..."Â
Terkesan Joni mendiskreditkan, tapi pada dasarnya mengandung kebenaran.
Mira menerima lamaran dari sang pacar, Handoyo, yang belum terlalu dikenalnya.
"Kakakku mengiyakan tanpa berpikir panjang. Dia merasa sudah sangat terlambat untuk menikah dan menerima apa yang ada, meskipun jauh dari harapannya.
"Padahal orangnya sudah berbuat tak senonoh sebelum menikah. Sebenarnya kami tidak setuju dengan pilihannya. Tapi dia tetap bersikukuh.
"Ya, sudah. Dia yang menjalani bahtera rumah tangga. Bukan kami. Dia juga tidak pernah mendiskusikan perihal calon suaminya pada kami.