"Dulu, waktu saya ke sekolah bapak, teman bapak di sana bilang, kalau bapak berhenti mengajar," kata saya.Â
"Ya, Pak."
"Kenapa berhenti, Pak?"
"Saya sudah capek dengan janji-janji pemerintah. Guru honorer akan diangkat nanti, tapi kenyataan tidak seperti itu."
"Hanya gara-gara itu, Pak?"Â
"Sebenarnya ada lagi yang lain. Asal Pak Anton sabar aja. Ceritanya panjang dan sangat tidak menarik."
"Oh, kan kita juga lagi nunggu makanan datang. Pasti menarik kalau Pak Sandi yang cerita."
"Oke," Pak Sandi meneguk es teh manisnya sebentar, lalu berkata, "Saya buta warna, Pak."
"Buta warna? Terus masalahnya dimana, Pak?" tanya saya, masih belum mudeng.Â
"Gini. Ceritanya saya dan salah satu rekan guru di sekolah yang kebetulan juga guru bahasa Inggris katanya akan mendapat tunjangan dari pemerintah. Tunjangan untuk guru non-pns. Salah satu syaratnya yaitu melampirkan surat keterangan sehat.
"Oleh karena itu, saya bilang ke teman saya tersebut untuk sama-sama mengurus surat itu di puskesmas terdekat di @nomention. Nah, waktu dicek tekanan darah dan detak jantung  semua normal, sampai pada saat menjalani tes buta warna, saya mengalami kesulitan, karena kaburnya warna di buku tersebut, jadi saya sukar melihat angka atau huruf apa yang ada di buku itu.