Ya, pantas aja gak datang. Kemungkinan surat itu dibuang sama Hadi, begitu dugaan saya.
"Bisa bapak minta tolong antarkan ke rumah Hadi setelah pulang sekolah?" tanya saya pada Joko lagi.
"Bisa, Pak."
Saya pun melangkah ke rumah Hadi setelah selesai mengajar, sekitar jam satu.
"Itu, Pak, rumahnya," Joko menunjuk rumah panggung di depan, berwarna hijau, terbuat dari kayu, dengan atap seng, dan rumput yang tinggi di sekelilingnya.
"Assalamualaikum," saya memberi salam. Pintu depan terbuka.Â
"Wa'alaikumussalam," suara perempuan menjawab dari dalam.
"Permisi, Bu. Apa benar ini rumah Hadi?" tanya saya.
"Benar, Pak. Bapak siapa ya?" Perempuan tua itu memandang saya dengan curiga.
"Perkenalkan, Bu. Saya Anton, guru bahasa Inggris Hadi di SD."
"Oh ya, Pak. Ada apa ya, Pak?" Seketika raut wajah perempuan itu berubah. Kekhawatiran terlihat jelas di wajahnya.