Salah satu yang membuatku terharu, aku jadi merasa kuat karena selalu saja setiap hari ada pesan yang masuk ke Whatsappku. Pesan-pesan dari kerabat, sahabat, dan teman-teman yang tak bisa kusebutkan satu per satu. Pesan-pesan itu adalah pesan-pesan  cinta yang berisi doa dan perhatian  yang sangat menguatkanku bahwa aku tak sendiri. Ada puluhan doa dari mereka yang dapat mengetuk langit-Nya  sehingga aku hanya menyerahkan diriku sepenuhnya kepada sang Pengabul Doa.
Satu hal lain lagi yang membuatku terharu.  Walau aku hanya memberikan kabar mengenai kondisi keluargaku hanya kepada orang-orang terdekat,  sejak Selasa siang berdatangan kiriman obat-obatan, vitamin, dan makanan dari  kerabat, sahabat, tetangga, dan teman-teman Abi juga teman-temanku. Kiriman itu selalu mampir di gerbang rumah kecilku.
Untuk obat-obatan, ada yang mengirimkan qisthul hindi, vitamin C (enervon C, Imboost, dan Vitalong C), madu berbagai jenis, Nu pro 8, Â obat Cina Lianhua Qingwen, Extrafood, susu kambing Etawa, minyak kayu putih, betadine kumur, minyak eucalyptus.
Untuk makanan, ada yang mengirimkan makanan siap saji, nasi padang, kue bolu, biskuit, makan siap olah, dan buah-buahan. Untuk minuman, ada yang mengirimkan susu ultra milk sekarton besar, susu kedelai, dan  beberapa botol jus buah.
Alhamdulillah, Â apa pun yang dikirimkan kepadaku, berusaha kukonsumsi dengan baik dengan diberi jarak waktu. Pintaku pada-Nya saat itu, "Ya Allah, jadikan apa pun yang aku dan anak-anak makan dan minum itu sebagai obat."
* Â Â * Â Â * Â Â
Kamis, 24 Desember 2020
Walau aku merasa yakin sudah terpapar virus mematikan ini, aku masih membutuhkan hasil swab yang tempo hari kami lakukan. Pagi tadi kutanyakan pada dokter yang menangani keluarga kami di Puskesmas Pancoran, tetapi jawabannya belum ada.
Sekitar pukul 19.30 ada pesan masuk ke whatsapp-ku.Â
"Assalamualaikum, Bu. Saya ingin mengirimkan hasil swab ibu dan anak-anak."
"Baik, Dok. Saya tunggu."