Pola dalam kerja yang saya maksud ini adalah tindakan, komunikasi serta bentuk pengambilan keputusan. Semua hal itu, harus dijalankan secara profesional. Itulah yang saya dapat di pekerjaan saat ini.
Lalu, apakah etika itu merupakan kode etik?
Saya tidak mau tulisan ini memberikan bias besar pada pembaca yang budiman. Masih banyak dari kita melihat etika dan kode etik dalam satu kesatuan yang utuh, padahal nyatanya berbeda.
Etika ini di pakai untuk semua pekerjaan, di mana pun, dan kapan pun. Tetapi kode etik, hanya merujuk pada suatu organisasi atau badan tertentu sebagai pedoman.
Jadi, kode etik yang sama tidak berlaku di semua tempat kerja berbeda. Sedangkan etika dituntut untuk bisa menjadi ruh di setiap pekerjaan apapun, itu sistemnya.
Nah, substansinya. Etika dan kode etik berbeda dalam dunia kerja. Misalkan, dokter, teman-teman jurnalis, reporter, dan juga lembaga keamanan negara dll selalu berpegang pada kode etik.
Pekerja swasta, atau freelance pada beberapa lembaga swasta ada yang tidak memiliki kode etik secara profesional. Tetapi, etika profesi menjadi landasan untuk memaksimalkan income sebuah pekerjaan.
Saya bukan pekerja yang profesional tetapi sedikit memahami dan mempraktikkan etika profesi di pekerjaan saya. Terlebih, pekerjaan yang sifatnya adalah komunikasi, yang harus dijaga adalah etika berkomunikasi.
Tepatnya, agar tujuan dari etika profesi ini bisa dipegang sebagai dasar utama pekerjaan.Â
Sebagaimana kode etik, etika profesi lebih jauh manfaatnya jika kita sebagai pekerja, mampu mempraktikkan itu dalam pekerjaan kita.
Etika profesi pada prinsipnya adalah menjaga keseimbangan antara individu di dalam sebuah lini kerja. Misalkan, sebagai komunikator, selain memahami teknik komunikasi yang baik, kita juga harus memahami bagaimana etika individu yang berbeda, baik wilayah, dll.