Begitulah narasi perbedaan jika saya sederhanakan untuk bisa kita pahami sama-sama tanpa harus berdebat panjang lebar tentang dunia kerja, karyawan dan etika profesi dalam bekerja.
Bagi saya, etika berbeda dengan pedoman atau setumpuk aturan kerja yang membuat pusing banyak pekerja di dunia kerja. Etika menurut hemat saya adalah ruh pekerjaan, profesi merupakan representasi dari skill individu.
Untuk itu, saya melihat perihal etika profesi dengan pandangan saya pribadi merupakan dasar sebagaimana pondasi dari bangunan yang bernama dunia kerja.
Banyak orang mungkin menyebut profesi di masa sekarang bisa menjadi gaya hidup, sebagiannya menyebut etika profesi sebagai pedoman.
Nah, dalam dunia kerja, baik pekerjaan formal dan non formal, kedua itu bersandar pada etikanya masing-masing. Sehingga tak jarang individu di dunia kerja di pacu untuk menampilkan skill mereka sebagai individu yang profesional dalam melakukan, dan atau melaksanakan tanggungjawab.
Kalau bisa di bilang, secara pribadi, saya bukan pekerja profesional, hanya pekerja musiman. Suka ya kerja, tidak suka pekerjaan itu, saya tinggalkan. Sesederhana itu pemikirannya.
Terlepas dari perihal etika, semua orang yang bekerja pasti ingin menjadi individu yang diteladani oleh orang lain. Tetapi, banyak juga yang lupa bahwa etika profesi yang saya sebut "Ruh" nya pekerjaan merupakan hal terpenting.
Ibarat jiwa tanpa ruh, kita hanya daging mati yang berjalan mengelilingi bumi yang di hiaskan jutaan keindahan ini. Tulisan ini, ingin saya sederhanakan saja biar tidak berbelit-belit.
Menurut praktiknya, ruh dari pekerjaan (etika profesi) ini sangatlah penting bagi kita dalam semua pekerjaan. Apalagi, kita yang ingin karirnya berjalan begitu mulus, terlepas dari campur tangan orang lain dan seterusnya.
Sebelum lebih jauh, saya memberikan sedikit pengantar dari pengertian etika profesi untuk kita semua memahaminya.
Etika dan profesi adalah dua hal berbeda, tetapi merupakan indikator utama dalam suatu pekerjaan. Dunia kerja menuntut kita menjadi manusia yang profesionalisme, tidak lain adalah menuntut kita sebagai individu untuk mampu mengatur semua pola dalam kerja.