1.   10 Mei 1963. Bandung. Kerusuhan anti Tionghoa terbesar di Jawa Barat. Awalnya, terjadi keributan di kampus Institut Teknologi Bandung antara mahasiswa Tionghoa dan non Tionghoa. Keributan berubah menjadi kerusuhan yang menjalar ke mana-mana, bahkan ke kota lain seperti Yogyakarta, Malang, Surabaya, dan Medan.
2.   31 Desember 1972. Pekalongan. Keributan terjadi saat acara pemakaman antara pemuda Arab dan Tionghoa yang menyebabkan terbunuhnya pemuda Tionghoa memicu keributan antara orang Arab dan Tionghoa.
3.   27 Juni 1973. Palu. Pemilik toko, seorang Tionghoa menggunakan kertas bertulisan Arab sebagai pembungkus dagangannya. Sekelompok pemuda lalu menghancurkan toko Tionghoa.
4.   5 Agustus 1973. Bandung. Mobil berpenumpang Tionghoa menyerempet gerobak lalu terjadi perkelahian yang menyebabkan kerusuhan mana-mana.
5.   April 1980. Ujungpandang. Suharti adalah seorang pembantu rumah-tangga. Dia meninggal mendadak. Karena beredar isyu Suharti mati dianiaya majikannya seorang Tionghoa maka ratusan rumah dan toko milik Tionghoa pun dirusak untuk balas dendam.
6.   12 April 1980. Medan. Terjadi perkelahian antara mahasiswa Tionghoa dan non Tionghoa di Universitas Sumatera Utara. Kelompok mahasiswa non Tionghoa lalu naik motor keliling kota, sambil meneriakan yel yel anti Tionghoa. Preman-premandan masyarakat pun terprovokasi untuk melakukan penjarahan.
7.   20 November 1980. Solo. Terjadi perkelahian antar pelajar Sekolah Guru Olahraga, Pipit Supriyadi VS Kicak orang Tionghoa. Perkelahian itu berubah menjadi perusakan dan pembakaran toko-toko milik orang Tionghoa yang melanda Solo lalu meluas ke kota-kota lain di Jawa Tengah termasuk Semarang.
8.   September 1986, Surabaya. Pembantu rumah tangga dianiaya oleh majikan Tionghoanya. Kejadian itu memancing kemarahan masyarakat Surabaya yang lalu melempari mobil dan toko-toko milik orang-orang Tionghoa.
9.   24 November 1995. Pekalongan. Yoe Sing Yung adalah penderita sakit jiwa. Dia menyobek Alquran. Orang-orang Islam marah lalu menghancurkan toko-toko milik orang-orang Tionghoa.
10.   14 Januari 1996. Bandung. Karena kecewa tidak punya karcis dan dilarang masuk stadion untuk menonton pertunjukan Iwan Fals, penonton pun melempari toko-toko milik orang-orang Tiong Hoa.
11.   30 Januari 1997, Rengasdengklok. Seorang Tionghoa yang merasa terganggu suara beduk Subuh melakukan protes sehingga muncul percekcokan. Masyarakat lalu mengamuk menghancurkan rumah dan toko orang-orang Tionghoa.