Mohon tunggu...
Haekal Siregar
Haekal Siregar Mohon Tunggu... -

System Engineer PT Artajasa, Oracle DBA, Penulis buku, Moderator HukPol MyQuran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Cerpen) Terapung

21 Januari 2010   08:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:21 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk sesaat, tak terdengar suara lagi.

“Tolooong…!” rintihan itu menyentakku lagi.

Kutajamkan pandangan pada sesuatu yang mengapung di sebelah kananku. Sesosok tubuh tambun terlihat memeluk sebatang pohon kelapa dengan lemah.

“Aziz!” teriakku dengan penuh semangat mengenali sosok adikku.

Tanpa berpikir panjang, aku melompat dan berenang sekuat tenaga yang masih kumiliki, setelah empat hari tanpa makanan dan minuman. Dengan tenang, air seperti merestui semua tindakanku. Kutarik Aziz ke pintu rakitku. Masih ada ruang untuk seorang lagi untuk pintu sebesar itu!

***

“Khalid… Ibu mana?”

Kata yang sama terulang lagi dari bibir Aziz. Semalaman kondisinya tak berubah, istilah yang lebih berfungsi untuk menghibur diriku sendiri untuk tidak menyebutkan ‘semakin buruk’.

“Ikhlaskan semua… Ibu selamat atau tidak, ikhlaskan semua, Dik,” jawabku sama dengan ratusan jawaban serupa untuk pertanyaan Aziz.

Suhu tubuh Aziz yang semakin meninggi begitu mengkhawatirkanku. Tak sanggup aku melihat mata kanannya yang tertancap potongan kayu yang tak berani kuambil.

Seketika titik-titik bening bagai tercurah dari langit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun