" Udah lama disini ?" Aku menyapa laki - laki berkacamata bulat dan berwajah tidak ganteng tapi tidak jelek.Â
" gak kok, lima sampai tujuh menit. Jadi gimana udah nemu 3 alasanya ?"
" Biarin aku duduk sebentar. Baru dateng udah ditanya aja, udah kayak wartawan kamu." Aku menarik sebuah kursi dan duduk di depan laki - laki berkacamata bulat dan berwajah tidak ganteng dan tidak jelek.Â
Aku menghela nafas sejenak.Â
" Aku gak punya alasan untuk menahan kamu disini, kamu memiliki kebebasan untuk pergi kapan saja. Tapi.." perkataanku terpotong dengan satu telunjuk menempel di wajahku.
" Aku suka kamu."
Mukaku memerah malu, pandanganku berubah ke arah meja. Â
" Maaf aku gak bisa nerima kamu."
Wajah laki - laki itu mulai murung.
" Ya udah kalau gitu keputusan kamu."
" Aku gak mau nyakitin diriku lagi. tapi kalau emang kamu bener - bener suka kata ayahku kamu boleh kok dateng ke rumahku terus langsung ngomong ke ayahku. Tenang ayahku gak galak kok, paling cuman gigit aja."