Situasi waspada itu juga berlaku ketika melintas di jalan bawah.
Memang, karena sudah malam, jalanan mulai lengang. Namun, harus lebih waspada karena beberapa kali mendadak ada pemotor yang melintasi jalan.
Setelah beberapa jam, kami akhirnya sampai di muka jalan tol lagi.
Teman yang duduk di belakang sudah tidak terdengar suaranya. Begitu juga teman yang tadi pagi memegang setir. Tinggal kami bertiga yang "baterainya" masih lumayan.
Sepanjang perjalanan, teman yang duduk di samping sopir memang ada saja obrolannya untuk menghidupkan suasana di mobil.
Baik mengobrol dengan teman yang menyetir ataupun mengobrol dengan saya. Saya yang sudah merasa mengantuk, jadi ikutan terjaga.
Andai semuanya menuruti keinginan mengantuk dan tidak ada yang banyak omong di mobil, perjalanan malam berjam-jam di mobil itu tentu terasa hening. Menyeramkan.
Sebab, apa jadinya jika teman yang menyetir juga mendadak terserang micro sleep karena merasa kesepian tidak ada teman mengobrol. Dia jadi tertular mengantuk.
Perjalanan malam harus lebih waspada
Sudah tengah malam ketika kami memutuskan berhenti di rest area di tol. Sekadar untuk meluruskan kaki. Beli minuman hangat. Ataupun menuntaskan hajat di ruang toilet.