Di babak kedua, Prancis berbalik unggul hanya dalam rentang waktu dua menit. Karim Benzema mencetak dua gol beruntun di menit ke-57 dan ke-59.
Bahkan, di menit ke-75, Prancis mampu unggul 3-1 setelah Paul Pogba mencetak gol cantik lewat tendangan dari luar kotak penalti. Gol terbaik di laga itu.
Sampai di sini, pertandingan serasa seperti game over bagi Swiss. Seolah sudah berakhir. Sebab, Swiss harus mengejar ketertinggalan dua gol dalam sisa waktu 15 menit. Sementara Prancis tampak solid.
Yang terjadi, Swiss tidak goyah. Mental mereka tidak down meski tertinggal dua gol. Â Malah, Swiss bisa come back.
Di menit ke-81, sundulan Seferovic menggetarkan gawang Prancis. Sembilan menit tersisa dan Swiss pun kembali punya harapan.
Di pengujung babak kedua, ketika suporter Prancis bersiap merayakan kemenangan, Mario Gavranovic membuat suporter Swiss yang dilanda ketegangan, seketika buncah oleh kegembiraan.
Gavranovic yang baru masuk ke lapangan di menit ke-73 menggantikan Xherdan Shaqiri, meliuk-liuk merusak pertahanan Prancis. Lantas, melepaskan bola ke pojok kanan gawang.
Laga pun berlanjut di masa perpanjangan waktu. Swiss semakin bersemangat. Meski Prancis mengurung pertahanan mereka, Manuel Akanji dan kawan-kawan tampil tenang.
Dan yang terjadi terjadilah. Semesta rupanya lebih memihak kepada Swiss ketimbang Prancis untuk lolos ke perempat final.
"Bisa come back seperti ini, dengan spirit dan karakter yang kami tunjukkan, saya bangga jadi bagian tim ini," ujar Granit Xhaka, kapten Swiss dikutip dari uefa.com.
"Kami telah menulis sejarah untuk sepak bola Swiss. Kami akan menghadapi Spanyol di perempat final. Itu akan menjadi pertandingan yang sulit, tapi kami ingin melanjutkan mimpi," sambung Xhaka.