Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kemalangan Mbappe, Prancis Pulang, dan Swiss yang Gagah Berani

29 Juni 2021   07:17 Diperbarui: 29 Juni 2021   21:22 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tendangan penalti Kylian Mbappe ditepis kiper Swiss, Yann Sommer. Prancis tersingkir dari Euro 2020 usai kalah adu penalti 4-5 (3-3) dari Swiss di babak 16 besar, Selasa (29/6) pagi tadi/Foto: https://worldakkam.com/

Bintang muda Prancis, Kylian Mbappe (22 tahun) merasakan betapa lapangan sepak bola bisa menjelma seperti wahana rollercoaster. Naik turun. Cepat sekali berubah.

Tiga tahun lalu, Mbappe menjadi bintang utama saat Prancis menjadi juara dunia di Piala Dunia 2018. Mbappe yang kala itu berusia 19 tahun, juga terpilih jadi Best Young Player.

Siapa menyangka, tiga tahun berselang, Mbappe yang lebih matang, justru bernasib buruk di Piala Eropa 2020.

Dia menjadi pesakitan saat Prancis tersingkir di babak 16 besar usai kalah adu penalti dari Swiss.

Mbappe yang ditunjuk jadi penendang kelima Prancis saat adu penalti, gagal menyelesaikan tugasnya. Tendangannya ke kanan gawang, bisa ditepis kiper Swiss, Yann Sommer.

Sebelumnya, kelima penendang Swiss, percaya diri menyelesaikan tugasnya. Semuanya bisa menaklukkan Hugo Lloris, kiper Prancis.

Prancis pun kalah adu penalti 4-5 dari Swiss setelah bermain imbang 3-3 dalam masa normal hingga babak perpanjangan waktu di Arena National, Bucharest, Rumania (29/6).

Kemalangan Mbappe di Euro pertamanya

Bukan tanpa alasan, Pelatih Prancis, Didier Deschamps menunjuk Mbappe sebagai penendang penalti terakhir yang tentu saja menanggung beban berat.

Deschamps percaya, Mbappe dengan kualitas dan pengalamannya tampil di level tertinggi bersama Paris Saint Germain dalam beberapa tahun terahir, bisa mengatasi beban itu.

Namun, Deschamps mungkin lupa, Mbappe sedang mengalami kesialan di Euro 2020 ini. Sangat berkebalikan dengan penampilannya di Piala Dunia 2018 lalu.

Dan memang, ketika giliran Mbappe datang, dia menanggung beban berat. Ketika dia maju hendak menendang bola, Prancis yang mendapat giliran kedua, dalam posisi tertinggal 4-5.

Sebelumnya, empat penendang Prancis, yakni Paul Pogba, Olivier Giroud, Marcus Thuram, dan Presnel Kimpembe, semuanya berhasil menjalankan tugasnya.

Sementara lima penendang Swiss, yakni Mario Gavranovic, Fabian Schar, Manuel Akanji, Ruben Vargas, dan Admir Mehmedi, percaya diri menunaikan tugasnya.

Mbappe maju. Tatapannya bertemu dengan pandangan Yann Sommer yang seolah berbicara mengintimidasi, 'aku tahu lho arah tendangannmu".

Lantas, setelah berpikir sekian detik, Mbappe menendang bola ke arah kanan gawang. Sommer yang sebelumnya beberapa kali salah langkah, kali ini benar menebak arah bola. Tendangan Mbappe digagalkannya.

Pemain-pemain Swiss pun lantas bersorak. Bergembira. Merayakan kelolosan ke babak perempat final di hadapan suporter mereka.

Sementara Mbappe tampak masih belum percaya dengan kenyataan yang terjadi. Dia nampak seperti bocah yang tersesat. Kehilangan orang tuanya di tempat keramaian.

Mbappe berjalan sendirian ke lorong ruang ganti. Tak ada pelukan dari pemain-pemain yang menghiburnya. Hanya satu dua pemain yang mencoba menghampirinya. Dia kesepian meski di dalam keramaian.

Dan memang, Mbappe bernasib malang di Euro 2020 yang merupakan Piala Eropa pertamanya. 

Sebelum turnamen, dia digadang-gadang sebagai calon top skor. Yang terjadi, dia tidak bisa mencetak satu gol pun. Bahkan, dari titik penalti pun tidak bisa.

Prancis gagal mengulang momen manis Euro 2000

Kemalangan Mbappe tentu saja menjadi kemalangan bagi Prancis. Kegagalan penalti Mbappe membuat Prancis tersingkir dari Euro 2020. Prancis pulang.

Tim Les Bleus--julukan Prancis gagal mengulang momen manis saat berhasil mengawinkan gelar juara dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 silam.

Padahal, dengan kualitas individu pemain yang berkualitas di hampir semua posisi yang dibawa Deschamps, Prancis menjadi unggulan utama di Euro 2020 ini.

Apalagi, Karim Benzema yang dipanggil kembali oleh Deschamps, bisa langsung tampil ganas. Benzema menjadi top skor Prancis di Euro 2020 dengan mencetak 4 gol.

Namun, kemungkinan apapun memang bisa terjadi di babak gugur. Tim yang di atas kertas diunggulkan, belum tentu bisa menang di lapangan. Apapun bisa terjadi di babak 16 besar.

Dan itulah yang terjadi di Arena Nationala Bucharest tersebut. Prancis yang diunggulkan, dikejutkan oleh Swiss. Prancis pulang. Menyusul Portugal dan Belanda yang pulang duluan.

"Penalti memang seperti lotere. Kami seharusnya bisa mencetak gol di masa perpanjangan waktu karena punya banya peluangm: ujar Raphael Varane, bek Prancis.

Prancis sempat unggul 3-1, Swiss bermain pantang menyerah

Meski mengejutkan, tetapi kemenangan Swiss itu bukan sebuah keajaiban. 

Justru, itu cerminan betapa Swiss memang berjuang pantang menyerah di pertandingan ini. Mereka tidak silau dengan nama besar Prancis. Swiss tampil gagah berani sepanjang pertandingan hingga adu penalti.

Di pertandingan yang disaksikan oleh 22.642 pasang mata itu, Swiss tampil gagah berani. Mereka bahkan unggul lebih dulu di menit ke-15 lewat gol Haris Seferovic. Swiss unggul 1-0 di babak pertama.

Di babak kedua, Prancis berbalik unggul hanya dalam rentang waktu dua menit. Karim Benzema mencetak dua gol beruntun di menit ke-57 dan ke-59.

Bahkan, di menit ke-75, Prancis mampu unggul 3-1 setelah Paul Pogba mencetak gol cantik lewat tendangan dari luar kotak penalti. Gol terbaik di laga itu.

Sampai di sini, pertandingan serasa seperti game over bagi Swiss. Seolah sudah berakhir. Sebab, Swiss harus mengejar ketertinggalan dua gol dalam sisa waktu 15 menit. Sementara Prancis tampak solid.

Yang terjadi, Swiss tidak goyah. Mental mereka tidak down meski tertinggal dua gol.  Malah, Swiss bisa come back.

Di menit ke-81, sundulan Seferovic menggetarkan gawang Prancis. Sembilan menit tersisa dan Swiss pun kembali punya harapan.

Di pengujung babak kedua, ketika suporter Prancis bersiap merayakan kemenangan, Mario Gavranovic membuat suporter Swiss yang dilanda ketegangan, seketika buncah oleh kegembiraan.

Gavranovic yang baru masuk ke lapangan di menit ke-73 menggantikan Xherdan Shaqiri, meliuk-liuk merusak pertahanan Prancis. Lantas, melepaskan bola ke pojok kanan gawang.

Laga pun berlanjut di masa perpanjangan waktu. Swiss semakin bersemangat. Meski Prancis mengurung pertahanan mereka, Manuel Akanji dan kawan-kawan tampil tenang.

Dan yang terjadi terjadilah. Semesta rupanya lebih memihak kepada Swiss ketimbang Prancis untuk lolos ke perempat final.

"Bisa come back seperti ini, dengan spirit dan karakter yang kami tunjukkan, saya bangga jadi bagian tim ini," ujar Granit Xhaka, kapten Swiss dikutip dari uefa.com.

"Kami telah menulis sejarah untuk sepak bola Swiss. Kami akan menghadapi Spanyol di perempat final. Itu akan menjadi pertandingan yang sulit, tapi kami ingin melanjutkan mimpi," sambung Xhaka.

Ya, Swiss akan menghadapi Spanyol di perempat final. Beberapa jam sebelumnya, Spanyol lolos setelah mengalahkan Kroasia 5-3 lewat babak perpanjangan waktu di Parken Stadium di Kopenhagen.

Spanyol juga sempat mengalami situasi seperti Prancis. Mereka sempat unggul 3-1 tapi Kroasia lantas menyamakan skor di lima menit terakhir. Tapi, Spanyol bisa mencetak dua gol di masa perpanjangan waktu 2x15 menit.

Mungkikah Swiss bisa melanjutkan mimpi dalam artian bisa mengalahkan Spanyol di perempat final dan lolos ke semifinal? Apapun bisa terjadi di Saint Petersburg pada 2 Juli mendatang. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun