Mohon tunggu...
Hadhoro Bi Akhmad Ngupadi
Hadhoro Bi Akhmad Ngupadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

touring antar kota, ingin menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Puisi "Perjamuan Khong Guan" karya Joko Pinurbo: Ibadah Puisi bersama Joko Pinurbo

1 Januari 2024   15:15 Diperbarui: 1 Januari 2024   15:22 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ya, di kaleng tiga ini ada sajak yang dari sekian pembaca merasa bingung bahwa Minnah sebenarnya siapa? Dan kenapa di dalam kaleng empat semua judul puisinya mengandung nama Minnah? 

Mungkin saya, kamu, atau kita juga berfikir siapa sih sosok Minnah yang dibahas JokPin sebenarnya? Saya mungkin bisa menafsirkan tentang Minnah dalam sajak-sajak kaleng empat kali ini. Seperti Minna, kita terlahir dengan kertas kosong, pikiran  masih kosong, hingga beliau mengingatkan  kita akan pentingnya  belajar, memahami segala sesuatu dengan membaca, iqra ialah pesan yang dibawa Minnah pada saat lahir.

"Minnah menjalani hari-harinya sebagaimana ia menyelami buku-bukunya. Menurut Minnah, hidup adalah pustaka cinta yang tak akan habis dibaca"

Disini kita juga belajar  menerima keadaan, terkadang kenyataan tidak sesuai dengan keinginan kita, seringkali kita  masih ragu dengan keadaan yang memaksa kita untuk berpikir ulang, berasumsi ragu-ragu, bahkan tanpa pikir panjang menyatakan bahwa hanya itu jalan satu-satunya yakni jangan pedulikan hati nuranimu. Dalam sajak diatas kalo teman-teman dapat mengamati mengandung pesan sebagai berikut: 

"Hidup tak seruntut buku, jalan menuju stasiun belum diedit, Centang perenang, penuh gosip, banyak tanda baca hilang."

Seperti sajak yang terkandung dari penggalan sajak diatas Minnah berpesan manusia masih dibutakan oleh glamornya  dunia maya, kita memilih untuk mendefinisikan harga diri kita di media sosial hingga menciptakan konflik antara rasa malu dan takdir dalam tubuh kita. Betapa rumitnya dunia sekarang, manusia  banyak bertopeng sehingga menipu diri sendiri, sungguh tragis.

  • Kaleng Empat

Sampailah kita pada kaleng terakhir di salah satu  kumpulan puisi  Joko Pinurbo "Perjamuan Khong Guan" ini teman-teman. Kaleng yang paling ditunggu dan dicari, seperti halnya wafer, ialah bintang dari pesona kue-kue yang muncul di dalam kaleng tersebut. 

Terdapat pula penjelasan mengenai sampul dan sifat misterius sosok ayah yang disampaikan dengan bahasa yang jelas. Kata Khong Quan diulang berkali-kali, terutama pada judul setiap puisi. Saat membaca keempat kaleng tersebut, pengulangannya seolah membawa kita pada rangkaian cerita dengan banyak makna berbeda dari Khong Guan. Rangkaian kata-kata sarkastik dan  humor kerap muncul dalam berbagai puisi sebagai ciri khas Joko Pinurbo.

Kaleng empat banyak membahas soal biskuit Khong Guan, dan berbagai pertanyaan tentang para pembaca kemana sebenarnya sosok ayah pada kaleng biskuit yang biasa kita mengetahui cuma ada sosok ibu dan dua anak?

Kaleng Khong Guan menggambarkan sebuah keluarga tanpa ayah, namun saya bertanya-tanya apakah ibu dan kedua anaknya ini bisa sepenuhnya menganut nilai-nilai kekeluargaan jika tidak ada ayah. Akankah keluarga mereka  harmonis tanpa ada perselisihan yang terjadi? Ya teman-teman, sampai sekarang itu masih menjadi misteri.

Kalau menurut saya sendiri, kue legendaris ini sangat erat kaitannya dengan tradisi  Indonesia, yakni kebersamaan ketika ramadhan atau saat Idul Fitri. Misalnya tradisi makan bersama keluarga atau berkumpul saat hari raya Idul Fitri, khususnya pada hari raya idul fitri, dimana Khong Guan dapat menjadi salah satu bentuk silaturahmi dengan keluarga dan kerabat besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun