Jadi, apakah buah bibir dalam sajak "Buah Bibir" ini menjadi sesuatu yang bergeser, menyimpang ataupun memiliki makna baru?Â
Jika dirasa sepertinya tidak. Akan tetapi, dalam puisi ini seperti memberikan ilustrasi menjadi bagaimanakah suatu topik beserta kesan-kesannya dengan menggunakan penggambaran imajinatif menjadi sesuatu yang lebih reflektif. Refleksi itu dapat terlihat di penutup larik sekaligus kalimat akhir di sajaknya.
Buah cium ialah aduh.. Selain menciptakan ungkapan baru buah cium, di sini saya, kamu atau kita dapat memetik sesuatu refleksi dari kata aduh yang ditunjukkan Jokpin. Bukankah secara harfiah 'aduh' merupakan kata seru untuk menyatakan rasa heran, sakit, maupun sebagainya?
Â
- Kaleng TigaÂ
Selanjutnya pada keleng ketiga ini, Joko Pinurbo memusatkan perhatiannya pada sosok perempuan yang bernama Minnah, entah dari mana  Minnah berasal, namun pada keleng ketiga ini semua judulnya mengandung Minnah, seperti Kelahiran Minnah, Rumah Minnah , Sekolah Minnah, Kepala Minnah, Bola Minnah dan Minnah Minnah. Lainnya. Mengenai puisi "Rumah Minnah" beliau menggambarkan rumahnya dikelilingi oleh buku sehingga terkadang rambut lurusnya  menjadi keriting saat membaca, namun Minnah menyukai buku sehingga hal tersebut tidak mengganggunya, karena baginya hidupnya seperti perpustakaan cinta, dia tidak akan pernah selesai membacanya.
Kaleng ketiga dan  keempat sepertinya mempunyai tema yang sama, yakni membahas topik atau pokok bahasan yang sama. Pada kaleng ketiga, topik utamanya menyangkut Minnah. Saya ingat salah satu puisi  pendek di halaman 85, berjudul "Hati Minnah". Puisi tersebut hanya terdiri dari 4 baris dan 10 kata, pendek namun menarik. Seperti inilah tampilan sajaknya:
Hati Minnah
Batu di gunung,
ombak di laut
bertemu
di dada Minnah.
(2019)
Jujur saya tidak tahu siapa Minnah sebenarnya. Tetapi hanya Joko Pinurbo dan Tuhan yang tahu Minnah sebenarnya siapa. Namun beliau pernah menyebutkan bahwa nama ini terinspirasi dari nama seseorang di negara Korea.
Menurut saya, Minnah adalah wanita lugu yang suka membaca, seseorang yang masih belajar tentang kehidupan, dan seseorang yang sedang belajar memikul beban seorang diri. Minnah punya dunianya sendiri, pergumulan batinnya sendiri, permasalahannya sendiri, kegalauan dan kegetirannya sendiri.