Mohon tunggu...
Habi Setiawan
Habi Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Malang

Saya Mahasiswa Universitas Islam Malang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

pengaruh perlakuan kolkisin terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis

15 Januari 2025   00:00 Diperbarui: 14 Januari 2025   03:08 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara keseluruhan, perlakuan kolkisin memberikan pengaruh bervariasi terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis. Durasi perendaman kolkisin yang terlalu lama cenderung memberikan efek negatif pada beberapa parameter, seperti jumlah daun dan tinggi tanaman, kemungkinan disebabkan oleh akumulasi toksisitas. Namun, untuk hasil panen, perlakuan R4 menunjukkan performa terbaik, terutama pada panjang tongkol dan bobot segar tongkol tanpa klobot.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Nugroho et al. (2024) yang menyatakan bahwa penggunaan kolkisin dapat meningkatkan potensi genetik tanaman, tetapi memerlukan optimasi konsentrasi dan durasi aplikasi agar tidak menimbulkan efek negatif.

Herman et al. (2014) menjelaskan bahwa pemberian kolkisin menyebabkan perubahan yang bervariasi pada tanaman, karena hanya memengaruhi sebagian sel, terutama sel meristem yang aktif membelah. Perlakuan perendaman selama 20 jam terbukti menghasilkan bobot kering tanaman jagung manis yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kolkisin dapat meningkatkan bobot kering tanaman dengan cara mendorong pembesaran jaringan daun, yang meningkatkan proses fotosintesis dan memungkinkan tanaman menyimpan lebih banyak bahan kering. Selain itu, pembesaran jaringan buluh pengangkut mempermudah transportasi zat hara ke daun dan hasil fotosintesis, sehingga tanaman dengan perlakuan kolkisin memiliki bobot kering yang lebih tinggi dibandingkan tanaman tanpa perendaman kolkisin (Syaifudin et al., 2013).

Menurut Seipin et al. (2015), selain durasi perendaman hormon kolkisin, faktor lain yang mendukung peningkatan hasil panen jagung manis adalah laju fotosintesis yang meningkat, yang secara langsung berkontribusi pada peningkatan produksi. Proses fotosintesis menghasilkan karbohidrat dalam bentuk bahan kering, yang menjadi komponen utama dalam produksi tanaman. Semakin tinggi bobot kering yang dihasilkan, semakin besar cadangan makanan yang dapat disimpan oleh tanaman, yang menjadi indikator kualitas hasil panen. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan tersebut memberikan dampak positif dalam meningkatkan hasil panen tanaman.

Pengaruh perlakuan kolkisin pada variabel yang diamati menunjukkan hasil yang bervariasi, karena kolkisin merupakan mutagen yang memengaruhi sel tanaman secara acak, menghasilkan karakter yang beragam akibat respons tanaman yang berbeda-beda (Kazi, 2015). Secara keseluruhan, banyak parameter menunjukkan rata-rata yang tidak berbeda signifikan, yang diduga disebabkan oleh efek kolkisin yang telah habis pada tahap perkecambahan. Ketika pengaruh kolkisin berkurang, sel tanaman poliploid yang baru dapat membentuk benang spindel sebagai aparatus mitosis di kedua kutubnya, sehingga terbentuk nukleus anakan poliploid seperti pada tahap telofase mitosis normal (Nofitahesti dan Daryono, 2016). Kondisi ini menyebabkan respons tanaman menjadi tidak berbeda nyata.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanaman jagung dapat disimpulkan bahwa:

  • Pada variabel pertumbuhan, perlakuan R0 (Lama perendaman 0 jam) menunjukkan hasil yang cenderung lebih baik pada parameter tinggi tanaman pada 42 dan 56 hst dan parameter jumlah daun pada 28 ,42 dan 56 hst.
  • Pada variabel hasil, perlakuan R4 (Lama perendaman 20 jam) menunjukkan hasil yang cenderung lebih baik pada parameter panjang tongkol, bobot segar tongkol tanpa klobot dan bobot kering tongkol tanpa klobot.
  • Data menunjukkan bahwa kolkisin memengaruhi berbagai parameter pertumbuhan dan hasil jagung manis, dengan perlakuan optimal pada durasi perendaman 20 jam (R4). Meskipun demikian, efek toksisitas pada perlakuan dengan durasi tertentu (misalnya, R3) perlu menjadi perhatian, karena dapat menghambat beberapa aspek pertumbuhan tanaman.

REFERENSI

Badan Pusat Statistik Indonesia. (15 Oktober 2024). Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung Menurut Provinsi. Diakses pada 13 Januari 2025, dari https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MjIwNCMy/luas-panen--produksi--dan-produktivitas-jagung-menurut-provinsi.html

Berikut adalah daftar pustaka yang sudah disusun sesuai format daftar pustaka yang benar (mengacu pada gaya APA):

Ermayanti, T. M., Wijayanta, A. N., & Ratnadewi, D. (2018). Induksi poliploidi pada tanaman talas (Colocasia esculenta (L.) Schott) kultivar Kaliurang dengan perlakuan kolkisin secara in vitro. Jurnal Biologi Indonesia, 14(1).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun