Mohon tunggu...
Habib YudhaPratama
Habib YudhaPratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik

Seorang mahasiswa ilmu politik yang tertarik pada pemerintahan, lingkungan, kependudukan, dan seni. Berpengalaman dalam melakukan analisis media, direktur kreatif, dan manajemen proyek. Saat ini merintis media kreatif berbasis visual bersama @oordinat.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Implementasi Fungsi Perwakilan Politik dan Perwakilan Fungsional Anggotan Dewan dengan Konstituennya

19 Desember 2022   13:12 Diperbarui: 21 Desember 2022   04:31 4056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang bapak tau, bapak berkecimpung di organisasi tidak lama, dan partisipan dari 2009, kebetulan sekarang di struktural partai, di sekertaris. Sekarang ada ultimatum golkar DPRD Kabupaten Bandung yang mau mencalonkan dari struktural partai baik itu desa, kecamatan, maupun kabupaten, untuk menjaga gesekan di internal. Jadi ada bagi-bagi wilayah dari partai yang mengatur."

Dari perkataan Abah dapat dilihat bahwa Partai Politik memainkan perannya dalam mensukseskan Calon dari partainya untuk dapat duduk di kursi, terutama legislatif. Kemudian dijelaskan lagi terhadap wakil saat ini yaitu Riki Ganesa bahwa :

"Riki, tidak menggunakan struktural, namun menggunakan tim sukses yang bukan orang golkar saja, seperti pemilu kepala desa, siapa ber-uang itu menang, kampanye bukan mau pemilu, kampanye dari awal, saya punya niat mau nyalon 2024, dari 2020 udah terjun di masyarakat, siapa beruang, yang namanya serangan fajar, tidak berpikir masa depan yang bakal merusak negara."

Pola relasi softselling atau secara tidak langsung menjual kepada masyarakat sebagai bekal kedekatan dalam pemilu mendatang sangat menentukan keterpilihan legislatif terhadap konstituen. Sehingga konstituen kenal dekat dengan calonnya lewat dengan kebersamaan-kebersamaan yang dilalui dengan calon dan menghasilkan stigma baik terhadap calon tersebut.

Atas dasar ini, konstituen Abah memberikan argumennya bahwa :

"Mencari sesuai harapan sangat sulit, mencalonkan bukan pengabdian, tapi bekerja untuk uang. Mengemban rakyat hanya jargon. Yang akan dipilih yaitu orang yang kenal, ketika bbm naik merasakan orang kecil, beras naik, sembako. Sebagai anggota dewan itu tidak mudah, dewan itu sebagai penyalur, sisanya birokrasi, pemerintahan. Buat bapak pribadi, yang kenal yang dipilih."

Ketika berhasil terpilih, Wakil berusaha menyusun segala bentuk tupoksi dari DPRD sebagai lembaga legislatif untuk dapat dekat secara komunikasi dengan terwakil. Komunikasi ini dapat berupa bentuk sistem yang dibangun seperti kunjungan wilayah, program, hingga masa reses tiba. Layanan legislator ini juga turut melibatkan partai dalam membangun dan menangani kebutuhan pada masyarakat wilayah.

Dalam wawancara penulis dengan Bapak Riki Ganesa (anggota DPRD Kabupaten Bandung) yang menjadi salah satu wakil dari Dapil 3 Kabupaten Bandung mengatakan bahwa :

"Ada nomor telepon yang bisa dikontak dengan mudah untuk ruang-ruang akses. Selama saya ada di wilayah apapun bentuk komunikasi dengan konstituen pasti diterima. Baik itu menerima tamu, rumah saya selama saya ada di rumah bebas menerima tamu. Ini bisa anda temui dalam jejak pembangunan, kegiatan, dan lain-lain dalam implementasi hubungan wakil dan terwakilnya."

Hal yang sama juga disampaikan Abah yang merupakan salah satu konstituen dari Riki Ganesa mendukung juga pernyataan yang telah disampaikan Riki Ganesa bahwa :

"Pergerakan Riki Ganesa dapat diketahui dari KIM (Komunitas informasi masyarakat), KIM ini adalah media informasi yang meliput kegiatan pemerintahan baik itu anggota DPRD Kabupaten Bandung, Riki Ganesa, jadi setiap ada pergerakan dan kegiatan, KIM banyak meliput kegiatan Riki Ganesa, baik itu aspirasi, program pemerintah, terbukti dengan pemberdayaan masyarakat juga pengaspalan jalan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun