Mohon tunggu...
Gysella Ayu Wanditha
Gysella Ayu Wanditha Mohon Tunggu... MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010162

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kemampuan Memimpin Diri Dan Upaya Pencegahan Korupsi, Dan Etik: Keteladanan Mahatma Gandhi

22 Desember 2024   18:55 Diperbarui: 22 Desember 2024   18:55 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si

PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si
PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si

PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si
PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si

PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si
PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si

PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si
PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si

PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si
PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si

PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si
PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si

PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si
PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si

PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si
PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si

PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si
PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si

Kemampuan memimpin diri adalah fondasi penting dalam pengembangan karakter seseorang. Kemampuan ini mencakup kemampuan mengelola emosi, pengendalian diri, serta pengambilan keputusan yang berlandaskan nilai-nilai etika dan integritas. Dalam konteks pencegahan korupsi, kemampuan memimpin diri memainkan peran sentral karena perilaku korupsi sering kali berakar pada lemahnya kontrol terhadap hasrat pribadi dan kurangnya tanggung jawab moral. Dengan memimpin diri secara efektif, seseorang dapat menanamkan sikap anti-korupsi sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari.

Etika memegang peranan krusial dalam membangun masyarakat yang berintegritas. Keteladanan tokoh-tokoh dunia seperti Mahatma Gandhi memberikan inspirasi yang nyata tentang bagaimana etika dan moralitas dapat menjadi pedoman hidup. Gandhi, yang dikenal karena prinsip ahimsa (tanpa kekerasan) dan kejujurannya, menunjukkan bahwa keberanian moral, konsistensi terhadap nilai-nilai, serta kepemimpinan yang penuh teladan dapat menciptakan perubahan besar dalam masyarakat. Sikap dan tindakan Gandhi tidak hanya menginspirasi pergerakan kemerdekaan India, tetapi juga menjadi contoh universal tentang bagaimana seorang individu dapat memengaruhi dunia melalui integritas dan keteladanan.

Dalam upaya mencegah korupsi, belajar dari keteladanan Mahatma Gandhi dapat menjadi pijakan penting. Sikapnya yang sederhana, konsisten pada prinsip, serta keberanian untuk menentang ketidakadilan dapat dijadikan teladan bagi generasi saat ini untuk memupuk integritas dan memimpin diri ke arah yang lebih baik.

Lahir di Porbandar, yang juga dikenal Sudamapuri daerah Kathiawad negara bagian Gujarat India Barat pada 2 Oktober 1869. Mohandas Karamchand Gandhi atau yang kerap dikenal sebagai Mahatma Gandhi (Jiwa Agung) lahir dalam keluarga penganut Hindu saleh dan cukup terpandang, beberapa dari anggota keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Ketika remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk mempelajari hukum di University Collage London. Setelah ia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, sebuah koloni Inggris, di mana ia mengalami diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Kemudian ia memutuskan menjadi aktivis politik agar dapat mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut.

Mahatma Gandhi adalah pemimpin spiritual dan politikus dari India yang sangat peduli dengan berbagai bentuk penindasan dan kekerasan dalam masyarakat. pergulatan kehidupannya baik di India maupun Afrika telah mendorongnya untuk menjadi pejuang kemanusiaan yang terkenal dengan Gerakan anti-kekerasannya (non-violance). Ia beranggapan bahwa perang dan konflik yang mengakibatkan penderitaan kepada orang-orang harus dihentikan. Ketika kembali ke India, dia membantu dalam proses kemerdekaan India dari jajahan Inggris. Pemikiran dan perjuangannya memiliki dampak yang besar bagi kemerdekaan India dan serta menginspirasi pejuang-pejuang anti-kekerasan di berbagai belahan dunia. Dalam perjuangannya, Mahatma Gandhi menyerukan anti-kekerasan dan prinsip satyagraha, yang sering diartikan sebagai "jalan yang benar" atau "jalan menuju kebenaran". Sepanjang hidupnya, Mahatma Gandhi menerapkan prinsip-prinsip seperti kebenaran, cinta, puasa (laku prihatin), anti kekerasan, serta keteguhan hati dan prinsip sebagai salah satu metode dalam menghadapi konflik dan ketidakadilan. Adapun prinsip-prinsip tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Kebenaran (Satya)

Mahatma Gandhi percaya bahwa kebenaran (Satya) merupakan landasan utama dari kehidupan yang bermakna. Ia memandang kebenaran bukan hanya sebagai konsep abstrak, tetapi sebagai kekuatan yang mampu melepaskan manusia dari belenggu ketidakadilan dan penindasan. Bagi Mahatma Gandhi, kebenaran adalah jalan menuju keadilan dan kejujuran, serta merupakan dasar dari semua tindakan dan pemikiran.

Dalam praktiknya, Mahatma Gandhi mengimplementasikan kebenaran dalam setiap aspek kehidupannya. Ia selalu berusaha untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai kebenaran, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Ia tidak pernah takut untuk melawan ketidakadilan, meskipun harus menghadapi risiko dan kesulitan. Keteguhannya dalam memegang teguh kebenaran menjadi inspirasi bagi banyak orang.

2. Cinta

Cinta merupakan kekuatan dahsyat yang mampu mengubah dunia. Mahatma Gandhi percaya bahwa cinta mampu mengatasi kebencian, kekerasan, dan ketidakadilan. Ia mengajarkan bahwa cinta bukan hanya perasaan romantis, tetapi juga kasih sayang universal yang meliputi semua makhluk hidup. Mahatma Gandhi mencontohkan cinta dalam kehidupan sehari-harinya. Ia menunjukkan kasih sayang kepada semua orang, tanpa memandang ras, agama, atau status sosial. Ia memperlakukan musuh-musuhnya dengan penuh hormat dan berusaha untuk memahami perspektif mereka. Menurut Mahatma Gandhi, cinta  bukanlah kelemahan, melainkan sumber kekuatan dan inspirasi. Ia percaya bahwa cinta mampu mendorong manusia untuk berjuang demi keadilan dan perdamaian.

3. Puasa (Laku Prihatin)

Puasa (Laku Prihatin) merupakan bentuk disiplin diri yang penting dalam gaya hidup Mahatma Gandhi. Ia melihat puasa bukan hanya sebagai ritual keagamaan, tetapi juga sebagai cara untuk membersihkan diri dari dosa, mengekang hawa nafsu, dan meningkatkan kesadaran spiritual. Mahatma Gandhi sering melakukan puasa sebagai bentuk protes politik. Ia menggunakan puasa untuk mendesak pemerintah Inggris agar memberikan kemerdekaan kepada India. Ia juga melakukan puasa untuk memprotes kekerasan dan ketidakadilan yang terjadi di masyarakat. Melalui puasa, Mahatma Gandhi menunjukkan bahwa kekuatan sejati terletak pada tekad dan ketahanan jiwa. Ia percaya bahwa puasa dapat menjadi senjata yang ampuh untuk melawan ketidakadilan dan mencapai tujuan yang mulia.

4. Anti Kekerasan (Ahimsa)

Anti kekerasan (Ahimsa) merupakan prinsip utama dalam filosofi Mahatma Gandhi. Ia percaya bahwa kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan. Ia mengajarkan bahwa perdamaian sejati dapat dicapai melalui jalan cinta dan non-kekerasan. Mahatma Gandhi menerapkan prinsip anti kekerasan dalam perjuangannya melawan penjajahan Inggris. Ia memimpin gerakan pembangkangan sipil yang damai, seperti pemogokan, demonstrasi, dan boikot. Ia percaya bahwa perlawanan tanpa kekerasan lebih efektif daripada kekerasan dalam mencapai tujuan. Mahatma Gandhi menunjukkan bahwa anti kekerasan bukan hanya tentang menghindari kekerasan fisik, tetapi juga tentang menghindari kekerasan verbal, mental, dan emosional. Ia mengajarkan bahwa kita harus selalu berusaha untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang damai dan penuh kasih.

5. Keteguhan Hati dan Prinsip

Keteguhan hati dan prinsip merupakan kunci keberhasilan Mahatma Gandhi dalam memimpin gerakan kemerdekaan India. Ia tidak pernah menyerah dalam menghadapi tantangan dan rintangan. Ia selalu memegang teguh prinsip-prinsipnya, meskipun harus menghadapi kritik dan ancaman. Keteguhan hati Mahatma Gandhi muncul dari keyakinannya yang kuat pada kebenaran dan keadilan. Ia percaya bahwa apa yang benar akan selalu menang, meskipun harus melalui perjuangan yang panjang dan sulit. Ia tidak pernah takut untuk melawan ketidakadilan, meskipun harus menghadapi risiko dan kesulitan.

Meneladani gaya hidup Mahatma Gandhi dalam membangun karakter yang bebas dari korupsi dan pelanggaran etik sangatlah penting, karena prinsip-prinsip yang dijalankannya memberikan dasar moral yang kuat untuk menghadapi tantangan hidup, baik dalam konteks pribadi maupun profesional. Dengan menginternalisasi prinsip-prinsip tersebut, seseorang dapat memperkuat karakter pribadinya, menghindari godaan korupsi, dan menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat. Keteladanan Mahatma Gandhi menunjukkan bahwa perubahan dimulai dari diri sendiri dan bahwa menjalani hidup dengan prinsip moral yang teguh adalah kunci untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan bebas dari ketidakbenaran. Adapun beberapa alasan mengapa meneladani gaya hidupMahatma  Gandhi dapat membantu membangun karakter yang bebas dari korupsi dan pelanggaran etik dapat dijelaskan sebagai berikut.

1.Kebenaran sebagai Landasan Utama

Mahatma Gandhi menjadikan kebenaran (satya) sebagai fondasi dalam setiap langkah hidupnya. Menurut Mahatma Gandhi, kebenaran tidak hanya berarti berbicara jujur, tetapi juga bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral yang tinggi. Dengan meneladani prinsip kebenaran ini, individu akan terhindar dari praktik korupsi yang sering kali melibatkan kebohongan dan manipulasi. Sehingga individu dapat menjaga integritas pribadi dengan selalu berpijak pada kebenaran, bahkan dalam situasi yang sulit, serta dapat menghindarkan seseorang dari perilaku tidak etis yang merusak. Hal ini dapat dilakukan dengan menjadi jujur dalam setiap tindakan, keputusan, dan komunikasi, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional, sehingga membangun kepercayaan dan kredibilitas.

2. Penghargaan terhadap Moralitas dan Etika

Mahatma Gandhi mengajarkan bahwa moralitas dan etika adalah kunci dalam menjalani kehidupan yang bermakna. Dalam perjuangannya melawan penjajahan, ia selalu mengutamakan prinsip-prinsip etika, seperti anti-kekerasan (ahimsa) dan cinta kasih. Prinsip-prinsip ini menuntun Mahatma Gandhi untuk selalu memilih jalan yang benar meskipun itu bukan jalan yang mudah. Dengan menerapkan prinsip moral dan etika dalam setiap keputusan akan menghindarkan seseorang dari godaan praktik korupsi dan perilaku tidak etis. Hal ini dapat diterapkan dengan membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai moral yang kuat, meskipun harus menghadapi tekanan eksternal atau keuntungan pribadi yang bisa didapat dengan cara tidak etis.

3. Disiplin Diri dan Pengendalian Nafsu

Mahatma Gandhi hidup dengan kesederhanaan dan pengendalian diri. Ia menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan menahan diri dari keinginan-keinginan duniawi yang berlebihan. Gaya hidup sederhana ini mencegahnya dari terjerumus ke dalam gaya hidup konsumtif yang sering kali melibatkan korupsi dan pelanggaran etik untuk mencapai status atau kekayaan. Dengan melatih pengendalian diri, seseorang dapat menghindari godaan untuk melakukan tindakan yang tidak etis, seperti menerima suap, korupsi, atau tindakan curang lainnya demi kepentingan pribadi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengembangkan kebiasaan hidup yang sederhana, menghindari konsumsi berlebihan, dan berfokus pada nilai-nilai penting, seperti kepuasan batin dan kontribusi positif terhadap masyarakat.

4. Kepemimpinan dengan Keteladanan

Mahatma Gandhi selalu menekankan pentingnya memimpin dengan memberi contoh. Sebagai pemimpin, ia tidak hanya berbicara tentang kebenaran, tetapi juga menunjukkan melalui tindakan sehari-hari bagaimana hidup sesuai dengan prinsip moral yang dipegang. Keteladanan seperti ini sangat penting dalam membangun karakter yang bebas dari korupsi dan pelanggaran etik. Ketika seseorang memimpin dengan keteladanan, ia memberikan inspirasi bagi orang lain untuk mengikuti nilai-nilai etika dan moral yang sama, yang pada gilirannya mengurangi praktik korupsi di sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menjadi contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional, dengan menunjukkan integritas dan kejujuran dalam setiap tindakan dan keputusan.

5. Berani Berdiri untuk Kebenaran

Salah satu aspek yang sangat mencolok dari perjuangan Mahatma Gandhi adalah keberaniannya untuk berdiri di atas kebenaran, bahkan saat menghadapi tantangan besar, seperti penjara atau kekerasan. Ia mempercayai bahwa memperjuangkan kebenaran adalah kewajiban moral yang lebih penting daripada keuntungan pribadi. Dengan meneladani keberanian Mahatma Gandhi untuk menghadapi ketidakadilan, seseorang akan belajar untuk tidak takut melawan praktik korupsi atau pelanggaran etik yang terjadi di sekitarnya, meskipun hal itu bisa mempengaruhi status atau kenyamanan pribadi. Berani untuk berbicara dan bertindak melawan ketidakadilan atau pelanggaran etik dalam lingkungan sehari-hari, serta terus berusaha menciptakan perubahan positif meskipun harus menghadapi kesulitan atau resiko, dapat menjadi salah langkah untuk menerapkan teladan keberanian Mahatma Gandhi.

6. Membawa Dampak Positif bagi Masyarakat

Mahatma Gandhi tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk kepentingan bersama. Ia selalu berfokus pada kepentingan masyarakat dan keberlanjutan nilai-nilai moral dalam kehidupan bersama. Dengan menginternalisasi nilai-nilai ini, individu dapat menjadi agen perubahan yang tidak hanya menghindari perilaku korupsi, tetapi juga bekerja untuk menciptakan masyarakat yang lebih etis dan adil. Seseorang yang berfokus pada kepentingan masyarakat akan lebih cenderung untuk menghindari korupsi, karena mereka menyadari bahwa tindakan mereka akan mempengaruhi kesejahteraan orang lain. Hal ini dapat diterapkan dengan cara mengembangkan rasa tanggung jawab sosial dalam setiap tindakan dan keputusan, serta berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang lebih transparan, adil, dan bebas dari korupsi.

Korupsi dan pelanggaran etik adalah tantangan besar yang mengancam keadilan, kepercayaan, dan pembangunan masyarakat. Untuk menjadi agen perubahan yang efektif dalam mencegah hal ini, kita dapat mengambil inspirasi dari prinsip hidup dan perjuangan Mahatma Gandhi. Sebagai tokoh yang menjunjung tinggi kejujuran, etika, dan keberanian moral, Mahatma Gandhi memberikan teladan bagaimana setiap individu dapat membawa perubahan positif. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah.

1. Mulai dari Diri Sendiri

Mahatma Gandhi terkenal dengan prinsipnya, "Be the change that you wish to see in the world." Ia percaya bahwa perubahan yang besar harus dimulai dari perubahan individu. Sebagai agen perubahan, langkah pertama adalah mengintrospeksi diri dan memastikan kita menjalani hidup dengan integritas. Dalam konteks pencegahan korupsi, ini berarti menjauhi tindakan korupsi, baik dalam skala kecil maupun besar, meskipun ada godaan atau tekanan. Sikap jujur dan transparan perlu diterapkan dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun hubungan sosial. Misalnya, dalam karier, hindari manipulasi data, suap, atau penyalahgunaan wewenang. Pilihan-pilihan kecil ini mencerminkan komitmen terhadap etika dan menjadi dasar untuk memengaruhi orang lain. Ketika seseorang menunjukkan keteladanan melalui tindakannya, orang-orang di sekitarnya akan terinspirasi untuk melakukan hal yang sama. Teladan nyata memiliki dampak lebih besar dibandingkan hanya berbicara tentang nilai-nilai tersebut.

2. Berani Menghadapi Ketidakadilan

Mahatma Gandhi tidak hanya berkomitmen pada nilai-nilai, tetapi juga berani menentang ketidakadilan. Ia menghadapi banyak risiko dan tantangan, termasuk penjara, kekerasan, dan ejekan, namun tidak pernah menyerah. Keberanian ini sangat relevan dalam konteks pencegahan korupsi dan pelanggaran etik. Sebagai agen perubahan, berani menghadapi ketidakadilan berarti berani mengatakan tidak pada praktik korupsi, meskipun itu terjadi di lingkungan kerja, komunitas, atau bahkan dalam keluarga. Hal ini juga mencakup keberanian untuk melaporkan pelanggaran melalui saluran yang sesuai dan disediakan. Keberanian ini tidak selalu berarti melawan secara langsung. Kadang, cara terbaik adalah dengan menciptakan kesadaran dan dialog. Misalnya, dapat dilakukan dengan memimpin diskusi tentang etika di tempat kerja atau berpartisipasi dalam program yang mendukung transparansi dan akuntabilitas.

3. Memberdayakan dan Membangun Kesadaran

Salah satu kekuatan Mahatma Gandhi adalah kemampuannya untuk memberdayakan orang lain. Ia tidak berjuang sendirian, tetapi melibatkan jutaan orang dalam gerakan yang ia pimpin. Sebagai agen perubahan, kita juga perlu melibatkan orang lain untuk memperbesar dampak. Pemberdayaan bisa dilakukan dengan memberikan edukasi tentang pentingnya nilai-nilai kejujuran dan dampak buruk korupsi. Ini bisa melalui seminar, pelatihan, atau bahkan percakapan sehari-hari. Dengan meningkatkan kesadaran, orang akan lebih memahami bahwa korupsi bukan hanya masalah hukum, tetapi juga pelanggaran terhadap keadilan dan kemanusiaan. Selain itu, membangun komunitas dengan orang-orang yang memiliki visi yang sama juga sangat penting. Kolaborasi dengan kolega, teman, atau organisasi anti-korupsi dapat memperkuat upaya yang dilakukan. Bersama-sama, perubahan menjadi lebih mungkin dicapai.

Dengan memulai dari diri sendiri, berani menghadapi ketidakadilan, dan memberdayakan orang lain, kita dapat menjadi agen perubahan yang efektif. Seperti Mahatma Gandhi, kekuatan kita untuk memengaruhi dunia dimulai dari langkah kecil yang konsisten dan penuh dedikasi. 

Adapun beberapa ajaran yang sering disampaikan Mahatma Gandhi selama perjuangannya.

1. Without Action You aren't Going Anywhere.

An ounce of practice is worth more than tons of preaching (Satu ons tindakan lebih baik dari pada berton-ton dakwah).

2. Persist

First they ignore you, then they laugh at you, then they fight you, then you win (Awalnya, mereka meremehkanmu, kemudian mereka menertawakanmu, dan melawanmu, lalu engkau keluar sebagai pemenang).

3. You are in Control.

Nobody can hurt me without my permission (Tak seorang pun dapat menyakitiku bila aku tidak mengijinkannya). Orang yang berhasil mengendalikan dirinya, tak akan terkendali oleh orang lain. la tidak bisa dibeli, tidak bisa digoda, tidak bisa dirayu. Ia memiliki kepercayaan diri yang luar biasa. Janganlah sekali-kali membalas aksi kejahatan dengan kejahatan, kekerasan dengan kekerasan. Karena, setiap orang membalas kejahatan dengan kejahatan menjadi jahat. Setiap orang yang membalas kekerasan dengan kekerasan menjadi keras.

4. Be Congruent, be Authentic, be Your True Self.

Happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony (Keselarasan antara apa yang kaupikirkan, apa yang kauucapkan dan apa yang kaulakukan, itulah kebahagiaan).

Always aim at complete harmony of thought and word and deed. Always aim at purifying your thoughts and everything will be well (Jadikanlah keselarasan antara pikiran, ucapan, dan tindakan sebagai tujuanmu. Jadikanlah pemurnian pikiran sebagai tujuanmu, maka semuanya akan beres).

Daftar Pustaka

Joyo, Puspo Renan. (2019). Mengenal Mahatma Gandhi dan Ajarannya. Vol 17 No. 1 (2019): Jurnal Dharma Duta.

Taufiq, Rizki Fauzi Nur. (2019). Perjuangan Kebenaran Ala Mahatma Gandhi. LSF Discourse.

Gendhi, M. K. (2001). The Story of My Experiments with Truth. Beacon Press.  

Munshi, S. (2010). Learning Leadership: Lessons from Mahatma Gandhi. Asian Journal of Social Science, 38(1), 37-45.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun