Saya akui bahwa saya belum mampu menjadi seperti Ayub yang dengan setia, rendah hati, dan taat pada Allah dalam doanya. Tetapi, saya merasa bahwa pergumulan Ayub dan doanya juga pernah saya rasakan dan alami. Sehingga itu menjadi kekuatan rohani dalam perjalanan hidup iman saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!