Mohon tunggu...
Agustinus Nicolaus Yokit
Agustinus Nicolaus Yokit Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Bukan seorang Pujangga dan Bukan seorang Filsuf

Menjadi prehensi positif bagi perkembangan orang lain... Masih belajar untuk Altruis... Sedang berjalan dalam pencarian pada Kebijaksanaan Sejati...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Analisa Doa Tobat Ayub (42:2-6)

17 Desember 2022   19:31 Diperbarui: 17 Desember 2022   19:39 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa Fungsi Doa Tobat Ayub?

Doa menjadi sarana bagi manusia untuk mengungkapkan isi hati kepada Allah. Fungsi doa tertampak jelas dalam keluh kesah Ayub kepada Allah (3:1-26). Doa juga menjadi sarana bagi manusia untuk berkomunikasi secara intim dengan Allah. Dalam konteks doa Ayub kepada Allah setelah mengalami penderitaan dan kemalangan, doa justru menjadi ungkapan tobat (1:20-21). Ungkapan tobat yang sekaligus menjadi jalan kembali untuk membangun relasi antara Allah dan manusia (Ayub).

Apa Nilai Doa Tobat Ayub?

Di dalam doa tobat yang dipanjatkan oleh Ayub kepada Allah, terdapat tiga nilai yang hendak ditampilkan oleh Ayub:

Kesetiaan

Nilai kesetiaan ditunjukkan dalam doa Ayub di hadapan Allah. Sewaktu Ayub ditimpa malapetaka, Ia mengingat hari-hari yang lampau. Ayub telah menempuh kehidupan yang baik, dan terlindung dari kemalangan. Setiap orang terkemuka menghargai dia dan meminta nasihatnya (Ayub 29:5-11). Ia kaya, tetapi memiliki pandangan yang seimbang mengenai uang (Ayub 31:24, 25, 28), yakni bila ada janda atau anak yatim yang berkekurangan, ia membantu mereka (Ayub 29:12-16). Dan, ia setia kepada istrinya (Ayub 31:1, 9, 11). Bahkan ketika ia mengalami kemalangan dalam hidupnya, ia tetap setia kepada Allah.

Kerendahan Hati

Selain nilai kesetiaan, dalam doa Ayub juga ditamplikan kerendahan hati. Ayub tidak menyalahkan alam. Ayub tidak menyalahkan situasi. Ayub tidak menyalahkan para penjaga. Ayub tidak menyalahkan para perampok. Ayub tidak menyalahkan isterinya. Ayub tidak menyalahkan teman-temannya. Ayub tidak menyalahkan dirinya sendiri. Ayub tidak menyalahkan sekelilingnya. Terlebih lagi, Ayub tidak menyalahkan Allah seperti yang dinyatakan dalam teks, 'Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut' (Ayb. 1:22). Ayub tetap hidup benar di hadapan Allah. Ia tetap rendah hati mengakui kemahakuasaan dan keadilan Tuhan dalam hidupnya dengan berkata: "Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!" (Ayub 1:21b).

Ketaatan

Nilai lain yang ditampilkan ialah ketaatan. Walaupun Ayub berkeluh kesah di hadapan Tuhan (Ayub 3:1-26), ia kemudian dengan rendah hati menaati segala keputusan Allah baginya. Karena tanpa pengertian, Ayub telah bercerita dan berkeluh kesah tentang hal-hal yang tidak diketahuinya, yang sesungguhnya berasal dari Allah. Namun, Ayub kemudian taat untuk mengadakan pertobatan. Ia lalu berdiri, mengoyakkan jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujud menyembah Allah (Ayub 1:20).

Apa Makna Doa Tobat Ayub?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun