Mohon tunggu...
Agustinus Nicolaus Yokit
Agustinus Nicolaus Yokit Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Bukan seorang Pujangga dan Bukan seorang Filsuf

Menjadi prehensi positif bagi perkembangan orang lain... Masih belajar untuk Altruis... Sedang berjalan dalam pencarian pada Kebijaksanaan Sejati...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Analisa Doa Tobat Ayub (42:2-6)

17 Desember 2022   19:31 Diperbarui: 17 Desember 2022   19:39 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makna yang terkandung dalam doa tobat Ayub di hadapan Allah ialah:

Allah Mahakuasa dan Adil

Pertama-tama Ayub sungguh-sungguh menyadari kemahakuasaan dan keadilan Allah bagi segala sesuatu termasuk hidupnya. Maka, doa yang dipanjatkan oleh Ayub melukiskan dengan sangat baik betapa Allah itu lebih dari pada manusia. Allah tidak terbatas dan penuh kuasa penuh atas segala sesuatu. Sedangkan manusia terbatas dan tidak memiliki kuasa penuh atas hidupnya. Selain menunjukkan kemahakuasaan Allah, doa Ayub juga merujuk pada Allah yang adil bagi segala sesuatu. Allah ada dalam segala sesuatu dan mengambil peran dengan adil di dalamnya.

Pengenalan akan Allah sangatlah penting

Doa yang dipanjatkan oleh Ayub menunjukkan dengan sangat baik betapa pentingnya pengenalan akan Allah. Karena Ayub sadar bahwa keluh kesah dan pertentangan yang dilakukan olehnya terhadap Allah, muncul dari pengenalan yang kurang memadai terhadap-Nya. Allah harus dikenal dan dipahami dengan iman yang mendalam. Di tengah pergumulan hidup dan cobaan, doa Ayub mengarahkan manusia untuk berani mencari Allah. Mencari Dia dalam setiap pengalaman yang ada dan berusaha untuk memperkaya pengenalan akan Dia, agar manusia tidak dengan mudah menghakimi Allah.

Kerendahan Hati untuk Bertobat

Doa Ayub sesungguhnya menampilkan kerendahan hati seorang manusia untuk bertobat. Kerendahan hati untuk memulihkan kembali relasi yang terputus dengan Allah. Relasi yang terputus bukan karena dosa, tetapi karena Allah hendak melihat sejauh mana iman kita kuat kepada-Nya. Walaupun kita setia dan taat kepada Allah, tetapi pencobaan juga akan diberikan demi memurnikan iman kepercayaan kita kepada-Nya.

 

Kesetiaan kepada Allah

Ayub akhirnya menemukan bahwa kebahagiaan itu akan didapatkan dalam kesetiaannya kepada Allah. Kesetiaan itu hendaknya dimiliki oleh setiap manusia baik dalam keadaan untung maupun dalam kemalangan. Walaupun ia tetap gelisah karena dianggap sebagai orang yang berdosa oleh sahabat-sahabatnya. Bahkan mereka pun mempertanyakan kesucian Ayub karena mengalami kemalangan dan penderitaan yang ada. Akan tetapi, Ayub tetap setia pada Tuhan sampai akhirnya ia diselamatkan oleh Allah.

FORWARD QUESTION

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun