Tuhan yang "hadir" dan bahkan ikut menderita bersama dengan manusia ketika manusia mengalami pergumulan dan penderitaan di dalam kehidupannya. Dengan berdasar pada paham ini, agama dapat membantu proses peradaban dan perkembangan manusia serta alam ciptaan untuk berjalan secara sustainable.Â
Sumbangan Whitehead melalui pemikirannya tentang Tuhan terlihat dalam penekanan pada imanensi Tuhan. Tuhan harus dekat, dan Ia juga berproses bahkan mampu hadir di dunia. Tuhan ada di dalam dunia dan bisa dikatakan Ia menjadi penyelenggara atas dunia.Â
Dunia tidak dapat berkembang dan bertumbuh di luar Tuhan. Karena Tuhan menjadi penyelenggara atas dunia dan manusia, maka konsekuensinya, manusia harus bertanggung jawab atas kelestarian dunia atau alam.[7] Manusia sebagai satuan aktual, tidak dapat terpisah dari satuan aktual yang lain, entah itu hewan, tumbuhan atau bahkan benda mati. Keterjalinan tersebut mengarah pada relasi timbal balik yang menjadi hakikat realitas. Oleh karena itu, manusia tidak dapat dipahami dengan baik dan utuh bila terlepas dari lingkungannya.Â
Di sinilah persis manusia harus mampu menjadi visioner dalam merawat dan menjaga lingkungannya agar relasi selalu berjalan dengan baik
4. Penutup
Whitehead mengkritik paham materialisme ilmiah dan menawarkan pemikiran "proses". Kosmologi "proses" menjadi jalan masuk untuk memahami Tuhan. Konsep Whitehead tentang Tuhan mengalami perkembangan di dalam tiga karya besarnya. Ia akhirnya tiba pada Tuhan yang berhakikat ganda. Tuhan yang memiliki hakikat awali dan hakikat akhiri. Dua hakikat tersebut memiliki hubungan dengan agama di dalam perkembangannya di tengah dunia.Â
Menghadapi kemerosotan pengaruh agama di tengah dunia, Whitehead dan Hartshorne menawarkan paham panenteisme sebagai alternatif. Imanensi Tuhan lebih ditekankan ketimbang transendensi-Nya. Imanensi Tuhan terungkap dalam "cinta-Nya bagi dunia". Karena cinta itu, Ia hadir dalam dunia dan turut meresapi pengalaman manusia. Konsekuensinya, manusia perlu mencintai sesamanya dan bertanggung jawab atas alam dunia, karena Tuhan "ada" di sana (di dalam manusia dan alam dunia).
Â
DAFTAR PUSTAKA
Sumer Primer
Whitehead, Alfred North. Essays in Science and Philosophy. New York: Philosophical Library, 1947.