Mohon tunggu...
Agustinus Nicolaus Yokit
Agustinus Nicolaus Yokit Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Bukan seorang Pujangga dan Bukan seorang Filsuf

Menjadi prehensi positif bagi perkembangan orang lain... Masih belajar untuk Altruis... Sedang berjalan dalam pencarian pada Kebijaksanaan Sejati...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsep Tuhan dan Agama Menurut Alfred North Whitehead

10 Agustus 2021   20:01 Diperbarui: 10 Agustus 2021   20:17 1362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan begitu, kematian dari setiap satuan aktual dapat menjadi unsur yang mempengaruhi proses konkresi dari satuan aktual yang baru. Satuan aktual tersebut mencapai "objective immortality".[11] 

Artinya, satuan-satuan aktual yang masih dalam proses menjadi, mengambil atau memanfaatkan yang sudah mencapai "satisfaction" sebagai unsur yang ikut membentuk dirinya. Inilah proses berevolusi dari seluruh alam semesta melalui kelahiran dan kematian yang terus berkesinambungan.

2. Konsep Tuhan dan Agama menurut Whitehead

Bab kedua skripsi menjawab pertanyaan: Apa pandangan Whitehead tentang Tuhan dan agama? Kritik Whitehead atas materialisme ilmiah (scientific materialism) mengarah pada kosmologinya yang melihat alam dunia selalu memiliki keterjalinan antara satu dengan yang lain, dan bersifat aktif serta dinamis.[1] 

Realitas sesungguhnya ialah proses. "Proses" berarti setiap satuan aktual selalu berada di dalam keadaan becoming atau dalam proses "menjadi". Dengan pola pikir ini, Whitehead selanjutnya menjelaskan Tuhan. 

Konsep Tuhan Whitehead mengalami perkembangan. Dalam buku Science and the Modern World, Tuhan dipahami sebagai prinsip limitasi. 

Selanjutnya dalam Religion in the Making, Tuhan dipahami sebagai satuan aktual non-temporal. Sedangkan di dalam Process and Reality, kedua paham sebelumnya dikembangkan, sehingga Tuhan memiliki hakikat ganda yaitu hakikat awali dan hakikat akhiri.[2] 

Hakikat awali berarti Tuhan adalah Tuhan sebagai komunitas dari segala yang ideal dan sebagai prinsip yang membatasi, serta mengarahkan aktivitas konkresi.[3] Tuhan sebagai perwujudan asali "kreativitas", sekaligus merupakan prinsip dasar konkresi.[4]

Dengan kata lain, dalam hakikat awali-Nya, Tuhan dilihat di dalam abstraksi lepas dari interaksi-Nya dengan satuan-satuan aktual di dalam dunia nyata. 

Hakikat akhiri Tuhan menunjuk kepada hakikat Tuhan sebagai satuan aktual yang mengalami dan merasakan semua peristiwa dalam realitas alam maupun manusia. 

Tuhan berprehensi dengan semua satuan aktual dan semua satuan aktual mengalami kedekatan Tuhan. Whitehead menggambarkan Tuhan sebagai "the great companion -- the fellow-sufferer who understands" (sahabat karib, sesama penderita yang dapat mengerti).[5] 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun