Mohon tunggu...
Agustinus Nicolaus Yokit
Agustinus Nicolaus Yokit Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Bukan seorang Pujangga dan Bukan seorang Filsuf

Menjadi prehensi positif bagi perkembangan orang lain... Masih belajar untuk Altruis... Sedang berjalan dalam pencarian pada Kebijaksanaan Sejati...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsep Tuhan dan Agama Menurut Alfred North Whitehead

10 Agustus 2021   20:01 Diperbarui: 10 Agustus 2021   20:17 1362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 1925, ia menerbitkan buku Science and the Modern World, yang mengawali pemikiran metafisiknya. Tahun 1926, ia menerbitkan buku yang berjudul Religion in the Making. 

Tahun 1929, terbitlah buku yang berjudul Process and Reality, an Essay in Cosmology, sebuah karya terbesar Whitehead yang melahirkan filsafat organisme. Karya terakhirnya Essay in Science and Philosophy diterbitkan tahun 1946 sebelum ia meninggal pada tahun 1947.

Pengembangan konsep dan karakter filsafat Whitehead dipengaruhi oleh para filsuf seperti Plato, Aristoteles, Rene Descartes, John Locke, David Hume, dan Immanuel Kant. 

Setelah menerima dan mengkritisi pemikiran para filsuf tersebut, ia kemudian menguraikan konsep-konsep filosofisnya tentang Satuan-satuan Aktual (Actual Entities), Objek-objek Abadi (Eternal Objects), Tuhan (God), Prehensi (Prehension), dan Kreativitas (Creativity). 

Ia juga memperkenalkan gagasan filosofisnya atas realitas yang disebut filsafat proses. Dalam pemikiran "proses", realitas bukanlah sesuatu yang statis atau mandek, tetapi terus bergerak dan berubah dalam suatu proses menjadi. Realitas bukanlah suatu "substansi" yang bersifat independen, berdiri pada dirinya, dan terpisah dari substansi yang lain, seperti dipahami oleh Aristoteles dan Descartes.[6] 

Menurut Whitehead, "satuan-satuan aktual" merupakan konsep yang tepat untuk menjelaskan suatu realitas. Satuan-satuan aktual adalah unsur-unsur nyata yang terakhir, paling riil, dan secara fundamental membentuk alam semesta.[7] 

Satuan-satuan aktual merupakan kenyataan dasar yang membentuk segala sesuatu yang ada, oleh karenanya setiap penjelasan tentang realitas harus didasarkan pada satuan aktual. Dengan kata lain, setiap penjelasan tentang kenyataan selalu bertitik tolak pada keterangan mengenai suatu satuan aktual. 

Di luar penjelasan tentang suatu satuan aktual, tidak ada suatu pun yang ada.[8] Setiap satuan aktual merupakan suatu proses organis yang aktif dan bergiat untuk mewujudkan diri. Dalam hubungan dengan proses tersebut, terdapat dua jenis proses, yaitu proses mikroskopis dan proses makroskopis. 

Proses mikroskopis atau proses subjektifikasi, yakni proses menjadi satu satuan aktual, atau proses konkresi (concrescence), suatu proses pertumbuhan bersama menjadi satu kesatuan baru dari banyak unsur yang berasal dari masa lalu.[9] 

Sedangkan proses makroskopis, atau proses objektifikasi, suatu proses perubahan (transition) dari satuan aktual yang sudah mencapai "kepenuhan adanya" (satisfaction) kepada proses menjadi (becoming) datum bagi munculnya satuan aktual yang baru.[10] 

Setiap satuan aktual yang sudah mencapai "satisfaction", walaupun proses menjadi dirinya sendiri sudah selesai (mati), secara objektif dapat menjadi sumber daya yang mempengaruhi proses kehidupan yang baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun