Gawat, celaka ini, pikir saya.
Ya, Pak Demun meninggal dunia dalam mobilnya sendiri. Jangan-jangan nanti malah saya yang dituduh telah membunuhnya. Jangan-jangan nanti saya akan kerepotan berurusan dengan hukum, meski baru sebatas saksi. Apalagi, saya sedang "perang dingin" dengan Pak Semprul.
Seketika tergambar wajah istri saya, keluarga, dan keluarga besar. Seketika saya merasa diri saya menjelma serang pembunuh. Oh, sungguh mengerikan kenyataan hidup saya ini.
Saya segera menjauhi mobil Pak Demun, tetapi kemudian saya kebingungan. Saya tidak tahu, sebaiknya saya pergi ke mana agar benar-benar aman, dan tidak masuk dalam daftar orang yang wajib dicurigai. Jejak sepatu saya pun jelas, dan baru, pasti mudah ketahuan.
Saya pun berkali-kali menyalahkan diri saya, mengapa berubah menjadi kepo yang akhirnya berisiko fatal begini. Aduhai nian!
*******
Ruang Lebur, Cibubur, Desember 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H