Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah Sedih si Abu

30 Desember 2023   05:55 Diperbarui: 30 Desember 2023   05:58 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Kisah Sedih si Abu (gambar: wikipedia.org, diolah pribadi)

Setiap kucing lain yang mau masuk pasti ditaboknya, begitu juga terhadap paman Cipluk. Dia juga menyerangku, mencakarku, mengejarku.

Untung saja tubuhku masih mungil, sehingga aku dapat menyelamatkan diri berlari, dan bersembunyi dengan aman di bawah kolong meja.

Kalau sampai emakku tahu, pasti dia amat marah. Si Oyen Garong dan Paman Cipluk pasti akan diusirnya, seperti halnya yang terjadi sama si Ikang tukang serobot.

Emakku selalu mengajarkan kami untuk saling berbagi. Beliau akan marah sekali kalau kami berkelahi berebut makanan. Aku yang paling kecil mendapat perlakuan khusus, aku selalu dipangku saat diberi makan.

Tapi saat ini aku tidak berani keluar menghampiri emak, perutku sudah keroncongan, aku lapar dan mungkin juga susu hangat telah menjadi dingin di pagi berhujan ini. Dan, kelihatannya emakku sudah bersiap untuk pergi. Hiks.

Banyak kucing-kucing yang datang dan makan di halaman rumah emakku, termasuk indukku

Aku dibawa olehnya ke rumah emak, di saat aku sakit, mata berair, hidung ingusan, dan perut cacingan

Indukku sendiri mengabaikanku. Ia tidak mau menyusui dan merawatku, sepertinya aku ini anak tiri.

Namun dengan sabar emak mengobati mataku, mengompresnya dengan air hangat, dan memberiku obat yang rasanya pahit. Untunglah setelah beberapa hari, sakit flu-ku sembuh, mata dan hidungku tidak berair lagi.

Emak pun rajin menyuapiku susu dari pipetnya, yang tentunya keras tidak selembut puting indukku. Aku tidak suka itu, tapi aku tak berdaya menolaknya.

Walhasil, dari kucing kecil ingusan serta cacingan, aku menjelma menjadi anak kucing yang cantik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun