Emakku tampak kebinggungan saat dia tidak menjumpai kami anabul asuhnya. Berkali-kali dia memanggil nama kami sambil mulai menyiapkan makanan untuk sarapan
"Abu, Rungi, Tiktik, Cipluk, Oyen, Putih, Pika... Ayo kemari sarapan"
Biasanya begitu mendengar emakku memanggil namaku aku langsung menghampiri dan melompat kepangkuannya.
Sekarang aku diam bersembunyi di bawah meja tanpa berani bersuara.
Karena si Oyen gendut bertampang seperti garong dengan pongahnya mengawasi, mengeram, dan menyerang saat ada yang hendak masuk ke dalam rumah.
Emakku belum menyadari kehadirannya, beliau terus saja memanggil-manggil nama kami sambil menuangkan makanan ke kotak makan.
Akhirnya setelah selesai menata makanan dan minuman untuk kami semua, barulah emakku tersadar kalau kami semua tidak ada.
Emak terus memanggil kami sampai waktunya habis. Emakku harus berangkat kerja.
Sebenarnya si Oyen Garong tidak harus galak-galak pada kami semua, karena emakku dengan senang hati memberinya makan.
Entah dari mana datangnya, si Oyen garong ini, tahu-tahu sudah masuk ke dalam halaman tempat kami berkumpul saat makan.