Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://www.kliksaja.id/author/33343/Greg-Satria

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Nenek Moyang Memanggil, Alam Membantu Berbisik, dan Aku pun Datang

3 Desember 2024   09:15 Diperbarui: 3 Desember 2024   19:43 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makam nenek moyang di depan rumah di daerah Flores-Nusa Tenggara Timur. (Sumber : Dokumentasi Pribadi Greg Satria)

"Siapa nama kakekmu?"

Karena dari pihak Ayah tidak pernah diceritakan silisilahnya oleh ibu, maka aku hanya punya satu jawaban.

"Obi Mite."

Dibaliklah nisan dalam dekapan Bibi tersebut, tepat bersamaan muncullah seorang anak wanita Bibi yang berusia sekitar sepuluh tahun di belakangnya. Dalam nisan tersebut tertulis ANSELMUS MITE.

"Nak, Obi itu nama panggilan Kakek Ansel karena ia sering sakit sewaktu kecil. Hanya teman dan kerabat saja yang tahu bahwa Kakek mempunyai nama panggilan Obi Mite."

"Ya, Tuhan. Inilah arti mimpi Ibu dan panggilan di desiran angin tadi. Berarti kita sedarah e, Bibi?"

"Iya Haris. Sebelum nenek meninggal lima tahun lalu, beliau bercerita bahwa Kakek pernah punya anak perempuan dengan wanita lain dari daerah Bajawa ini. Kakek hanya sebut namanya Lena Tule. Kita satu darah dari Kakek Obi Mite, Nak!"

Seketika air mata turun dari pelupuk mataku dan segera memeluk Bibi yang akhirnya kukenal sebagai Bibi Rina ini.

Sebulan berselang saat Malam Natal, kami berkumpul lagi di rumah Bibi Rina dan Om Patris tempat motorku mogok saat mengirim selusin ayam ke Haji Basri. Kami melakukan ramah tamah keluarga besar cucu Kakek Obi Mite. 

Memang sedikit canggung, tetapi aku dan Ibu sangat bahagia karena akhirnya mempunyai keluarga sedarah dalam merayakan malam kelahiran Tuhan Yesus.

TOK... TOK.... TOK

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun