Setelah lima menit, Haji Basri akhirnya menghampiriku di salah satu meja ujung depan warung.
"Ini Es Jeruk buat Kamu, Nak."
"Terima kasih, Kek."
"Berapa totalnya?"
"Delapan ratus empat puluh ribu, Kek."
"Ini Sembilan ratus ribu, sudah simpan saja uangnya buat beli anakan ayam lagi."
"Eee, terima kasih e, Kakek."
"Bagaimana Ibumu? Sehat-sehat saja kan?"
Pertanyaan Haji Basri seperti tahu sesuatu yang terjadi dengan ibuku. Pagi tadi memang Ibu sedikit curhat bahwa ia bermimpi kedatangan seekor anak anjing di depan pintu. Ibu tidak sakit, tetai ia sedikit kalut dalam mimpi yang terlihat nyata tersebut.
"Sehat-sehat saja, Kek. Ibu ada titip salam buat Haji Basri."
"Baik kalau begitu salam balik. Mungki Malam Natal nanti saya ke rumah. Bilang saja tidak usah masak besar, saya hanya datang sendiri."