Mohon tunggu...
Imron Maulana
Imron Maulana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa yang gemar menarikan jari ~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Four Leaf Clover

9 April 2013   17:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:27 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari kemudian. Setelah kematian Cynara, kini tak ada lagi yang ia khawatirkan. Ia masih bingung dengan apa yang disebutkan Cynara. Gelar? Gelar apa? Maksudnya apa? Aku harus tahu. Aku mulai dengan siapa yang terakhir ia telepon. Axel bermaksud datang kerumah Cynara. Ia ingin mendapatkan barang-barang Cynara. Setelah tiba disana ia bertemu dengan Louis yang kini tak banyak bicara lagi. Ia mengijin Axel masuk kekamar Cynara. Dalam sunyinya keadaan pikirannya menyatu dengan kesepian dirinya. Puluhan anak tangga mereka pijaki, dentuman halus merayap memenuhi dinding dan seisi ruangan. Setelah tiba di depan pintu, Louis menunduk, menitikkan air mata. Axel dengan lemahnya merangkul Louis dan berkata “Waktu tak dapat kembali terulang. Sebaiknya kau relakan gadis kecilmu itu.”

“Ya.” Louis pergi meninggalkan Axel sendiri. Dalam isak tangisnya ia terus berusaha menahannya untuk keluar—airmata.

Axel menatap Louis sebentar. Lalu ia memegangi gagang pintu dan kemudian masuk kedalam. Ditemukannya tempat tidur yang rapi, komputer yang membisu, belaian hordeng mengibar-ngibar berusaha menggapai dirinya yang telah terhempas angin lewat jendela. Matanya menuju handphone di atas meja komputer tersebut. Ia mengambilnya. Membuka siapa saja yang terakhir menghubungi Cynara. Ia dapati Landra yang terakhir. Kemudian sebelum landra ada Anora. Jika Landra yang menelepon aku tahu tapi... Anora? Siapa dia? Aku harus tahu. Axel melanjutkan dengan membaca semua pesan. Ia terkejut, ternyata hari ini Cynara akan bertemu dengan Anora. Tepat tengah siang di suatu taman mereka akan bertemu. Seraya Axel segera pergi dari ruangan dan menuju tempat tersebut mengingat 30 menit tersisa dari janji yang harus ditepati.

Dalam perjalanan pikiran terus melayang berputar-putar penasaran. Hingga tiba di taman itu pula dirinya mendapati taman penuh dengan orang-orang berlalu-lalang. Ia mulai mencari dengan menanyakan semua orang tentang Anora. Terik mentari menyinarinya. Beberapa orang pedagang menawarkan dagangannya kepadanya. Tetesan keringat yang lelah menghiasi wajah nya, rambutnyapun basah karenanya. Ia berdiri di tengah taman, kepalanya berputar-putar, matanya mengikuti pikirannya. Ternyata keberuntungan telah membuatnya dapat melangkah maju dan terbebas dari kegelapan jiwa. Axel melihat seorang gadis duduk manis di ujung taman dan mengalungkan sebuah kalung yang bertuliskan Anora Arabella. Ia langsung berlari menuju wanita tersebut. Dengan herannya wanita tersebut bertanya “Ada apa?”

“Saya Axel Antonio. Saya.. sahabat dari Cynara. Illene.”

“Lalu kemana Cynara? Kenapa kau yang datang?”

Axel terdiam. Ia mendengus lemah. “Cynara telah meninggal.”

“A-apa?!” Wajah Anora terkejut jelas terukir disana. Ia bisu dan menampikkan muka tidak percaya. Ia menunduk.

“Aku membutuhkanmu. Aku mau semua informasi tentang Cynara yang kau ketahui, kita ke rumahku sekarang.” Axel menarik tangan Anora. Dan berjalan menuju parkiran. Setelah tiba di rumah Axel, ia menyilahkan Anora untuk duduk. Dan ia mengambil minum. Anora melihat foto-foto yang terpajang di dinding. Ia lihat Axel kecil yang tertawa dengan girangnya.

“Baiklah kita mulai sekarang.” Kata Axel sambil menaruh segelas minuman yang ditaruhnya di hadapan Anora. Mereka saling menatap.

“Apa yang harus aku katakan?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun