Mohon tunggu...
Gita Yulia
Gita Yulia Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer | SEO Content Writer

I am a learning person who enjoys sharing reviews about phenomena that occur in the universe. Hopefully what is shared will bring blessings to me and be useful for many people.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Fenomena Luka Inner Child: Ketika Toxic Parenting Dibalas dengan Oversharing di Sosial Media, Cukup Berhenti di Kamu!

16 Desember 2024   08:13 Diperbarui: 16 Desember 2024   13:33 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi fenomena luka inner child dan oversharing di sosial media (Freepik) 

Menurut teori attachment John Bowlby, Luka inner child sering kali berakar dari attachment atau hubungan yang tidak aman. John membaginya ke dalam empat jenis, yaitu:

1. Secure Attachment,

Yaitu, anak tumbuh percaya diri karena mendapatkan respons yang konsisten dari pengasuh, sehingga cenderung mampu membangun hubungan sehat dan minim luka inner child.

2. Ambivalent attachment

Yaitu, muncul ketika pengasuh tidak konsisten, membuat anak merasa cemas dan takut kehilangan perhatian, sehingga merasa tidak aman dalam hubungan di masa depan.

3. Avoidant attachment

Yaitu, pengabaian emosional oleh pengasuh yang membuat anak menekan perasaannya dan kesulitan membuka diri, sehingga luka berupa ketakutan akan kedekatan sering kali muncul.

4. Disorganized attachment

Yaitu, terbentuk dari pola asuh abusif atau tidak terduga, di mana pengasuh menjadi sumber rasa takut. Sehingga anak tumbuh membawa trauma emosional yang rumit ke masa dewasa.

Fenomena Oversharing Luka Inner Child

Saat ini, mungkin sering melihat berbagai konten di media sosial tentang luka inner child, di mana anak-anak mudah terpengaruh dan merasa lebih dipahami oleh orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun