Ia mengkritik masyarakat yang cenderung menyukai hal-hal simpel dibandingkan ide-ide kompleks, yang menurutnya menunjukkan kemunduran mental.
Dipopulerkan oleh Gen Z dan Gen Alpa
Fast forward ke era digital, istilah brain rot dihidupkan kembali oleh Gen Z dan Gen Alpha. Mereka sering menyebut brain rot untuk menggambarkan video absurd.
Adapun konten berkualitas rendah, Biasanya, jenis konten ini berupa hiburan. Seperti halnya, video lucu yang berisi insiden-insiden memalukan, meme absurd, konten related, hingga tren-tren receh lainnya.
Seperti halnya istilah Skibidi Toilet atau meme viral Only in Ohio. Bahkan, muncul istilah turunan seperti “skibidi” untuk sesuatu yang aneh atau “Ohio” untuk hal memalukan.
Tak bisa dipungkiri, konten jenis ini memang sah-sah saja karena tidak terkait dengan larangan tertentu selama tidak bersifat menyinggung sara atau semacamnya.
Selain itu, konten semacam ini juga memang marketnya sangat luas sehingga menguasai algoritma media sosial karena mudah menarik perhatian.
Bahkan, karena peminatnya luas, ini menjadi ide konten yang dimanfaatkan oleh para kreator, influencer, atau digital marketer untuk mendobrak engagment akun media sosial yang tinggi.
Dampak Konten Receh dan Relate
Jika dilihat dari dampaknya, konten-konten receh dan relate yang dikonsumsi berulang kali justru beresiko serius terhadap keberlangsungan hidup.
Pasalnya, kesenangan instan dari konten receh membuat otak terbiasa menerima informasi tanpa usaha. Hasilnya, kemampuan berpikir kritis dan fokus menurun drastis.