Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Horor dan Misteri] Karya Karma Bagian 6

30 September 2016   20:53 Diperbarui: 30 September 2016   21:52 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Terima kasih." 

"Bagaimana dengan berkas yang saya berikan? Sudah diteliti? Kira-kira para pejabat atau pengusaha di sana terlibat hilangnya Mariam dan Johan?" Inspektur Johan membuka obrolan.

"Sudah pak. Semua sepertinya terlibat. Namun belum ada bukti terang." W. menjawab. W. tahu yang sebenarnya akan diutarakan inspektur Jenar bukan tentang ini. Gerakan mata dan bibirnya menahan suatu makna. W. menunggu dan mencoba menjaga ketenangan.

"Kemarin pak Hendra, si pejabat rekanan Mariam dan Johan juga diculik orang tidak dikenal. Kamu tahu W.?" Isnpektur Inspektur Jenar merubah posisi duduknya yang bersandar menjadi mendekati meja kerjanya.

"Tidak.. tidak tahu pak."

"Niko dari Unit Terorisme kamu kenal W.?" Inspektur Jenar mulai membaca raut wajah W.. Ada peperangan membaca perangai di ruang itu. W. berusaha tetap tenang. Sedang inspektur Jenar berusaha menyelidik semua detail di wajah W.

"Kenal dari rekan. Jika Niko terkait dengan kasus penculikan ini dengan Niko saya kira mustahil. Kenapa ditanyakan tentang Niko pak?" W. berusaha melempar tanya. Mencoba mencari celah menyudahi ini semua. Karena W. tahu Niko sudah mendapat karma kecerobohannya oleh Abah.

"Karena Niko sudah sejak kemarin tidak diketahui keberadaannya. Mungkinkah dia juga diculik pelaku yang sama yang menculik Mariam, Johan atau Hendra. Mudah-mudahan saya salah duga." Pandangan tajam inspektur Jenar diarahkan ke W..

"Kalau ada dugaan sebaiknya kita selidiki bukan? Kenapa harus bertanya ke saya?" W. mulai sinis menjawab.

"Baiklah kita selidiki dugaan saya ini nanti. Terima kasih W."

Tanpa diminta W. segera beranjak pergi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun