Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Horor dan Misteri] Karya Karma Bagian 6

30 September 2016   20:53 Diperbarui: 30 September 2016   21:52 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Apa maksud semua ini? Kenapa Johan bisa mati?" Ketakutan dan kebingungan tergambar di wajah Hendra. Ciut segera nyalinya.

"Orang yang membawa bapak ingin kita mati disini. Mati bersama busuknya perbuatan kita. Bapak dan CV saya sudah tahu pasti kita banyak melakukan kebusukan bisnis. Mungkin orang itu mau kita mati karena korupsi yang kita lakukan."

"Sial. Darimana orang itu tahu kita ambil uang sana-sini. Bagaimana kita keluar dari sini Mariam?" Hendra berdiri dan mencoba mencari arah.

"Di sebelah kanak pak Hendra ada pintu. Coba lihat apa ada gagang pintunya?"

Hendra segera beranjak ke arah kanan dalam gelap.  Dalam gelap total, Hendra mencoba meraba tembok atau pintu seperti yang diucapkan Mariam.

"Sepertinya ada pintu. Tapi tidak ada gagang pintu untuk membuka. Sial!! Bagaimana kita keluar dari sini!" Panik dan bingung Hendra berbicara. Intonasi putus asa nyata di suara Hendra.

Mariam mendekati Hendra sekuat tenaga menyeret tubuhnya.

"Ini pak, ada pistol yang sengaja ditinggalkan bajingan yang membawa kita ke sini. Bapak coba tembak pintunya. Siapa tahu bisa merusak pintu dan kita bisa keluar?" Melangkah pelan ke arah Marian, sergap Hendra mengambil dan mundur mencari jarak untuk menembak.

"Door!!...". "Tang...!" ternyata pintunya terbuat dari baja. Suara pantulan peluru begitu jelas terdengar.

"Terkutuk ruang ini!! Pintunya dari baja. Tidak mungkin ditembus peluru Mariam? Apa yang harus kita lakukan??" Pasrah dan putus asaHendra bertanya.

"Mungkin kita akan mati membusuk disini pak Hendra" Mariam menjawab dengan sinis dalam kebingungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun