Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Horor dan Misteri] Karya Karma Bagian 6

30 September 2016   20:53 Diperbarui: 30 September 2016   21:52 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Satu hal lagi Nona Mariam. Kalau Nona sudah bosan hidup, di kantong kemeja tuan Hendra ada pistol. Atau kalau kalian berdua berhasil lolos nanti. Cari dan bunuh aku jika mampu." menyeringai Abah sambil menutup panel.

Segera Mariam menghampiri Hendra dan mencari pistol yang Abah sebut. Ya. Pistolnya memang benar ada. 

Sesaat Mariam berfikir ucapan Abah benar. Buat apa memperpanjang kepayahan dan penderitaan ini. Lebih baik mati. Dengan mudah Mariam arahkan pistol ini ke pelipisnya. Dor! Hilanglah penderitaan yang selama ini ia rasa menyiksa. Namun bisikan kecil merubah hal itu.

"Pak Hendra... pak bangun!" Mariam coba membangunkan Hendra.

Hendra segera tersadar dalam gelap ia coba memahami pandangan matanya. Gelap ruangnya ini begitu pekat. Mungkin Hendra merasa dirinya sudah mati.

"Siapa? Siapa kamu?" Hendra terduduk dan menjauh dari Mariam. 

Bau bangkai, darah dan apak memenuhi hidung Hendra. Hendra segera muntah mengeluarkan isi perutnya. Muntah semuntah-muntahnya. Bau bangkai menusuk yang tidak pernah ia baui selama menjadi pejabat. Hendra biasa hidup mewah dan wangi. Walau busuknya perilaku Hendra mungkin lebih menyengat daripada jasad Johan.

"Dimana ini? Kamu siapa perempuan??" Dalam kebingungannya Hendra menyentuh tubuh Johan. Ribuan lalat mendengun berhamburan. Hendra ketakutan bukan main. Wajahnya memucat bak mayat.

"Tenang pak Hendra... ini saya Mariam. Mariam dari C.V Delta Rona"

"Ahh.. Mariam. Kenapa kita disini. Ruang apa ini? Bau bangkai apa ini??" Hendra semakin panik dan ketakutan.

"Bapak di ruang Kesempurnaan. Dan kita dibawa oleh orang aneh itu untuk mati disini. Johan sudah mati. Persis di samping pak Hendra. Kita harus keluar dari sini pak Hendra."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun