"Aku sayang sama kamu."
Jeda. Jantung keduanya sama-sama berdegup kencang.
Clarisa memandang tidak mengerti.
"Ya aku sayang sama kamu, Sa. Setiap tahun aku sengaja datang ke Yogya agar bisa ketemu kamu, mendengar alunan biola kamu, dan mengambil gambar kamu secara diam-diam. Aku tahu, ini memang nggak masuk akal."
Tapi, Rasel, kamu tahu kan kalau aku ini...
"Ya, aku tahu kamu memang ada masalah sama pendengaran dan cara bicara kamu. Aku tahu itu semua."
Tapi, kenapa kamu masih sayang aku?
"Aku sayang sama kamu karena aku ingin menjadi penutup kekurangan kamu. Mungkin kedengarannya aneh, tapi inilah aku, laki-laki yang menyimpan rasa kepada seorang gadis selama bertahun-tahun dan baru berani mengungkapkannya sekarang."
Sekali lagi makasih. Tapi, maaf, aku masih belum siap.
"Tenang aja, Sa. Aku nggak pernah memaksakan perasaan seseorang. Aku akan tunggu sampai tiba saatnya kamu siap. Setiap tahun aku akan datang ke sini untuk menanyakan jawabannya."
Rasel...