Tapi, ternyata Clarisa memang ada di Malioboro juga, bahkan terlihat sekilas oleh mata Rasel.
"Itu Clarisa, Van!"
"Hah? Mana?"
Lagi-lagi Rasel tidak menghiraukan apa yang dikatakan Alvan. Ia berlari menembus kerumunan orang di jalan dengan perasaan yang tak menentu. Ia sangat yakin tadi ada Clarisa di depan matanya.
"Clarisa! Clarisa!" Tak hentinya ia memanggil nama itu, tapi gadis yang dicari seolah lenyap tanpa jejak.
 Apa mungkin Clarisa lagi nggak memakai alat bantu pendengarannya itu?
Rasel meraih ponsel yang ia simpan di saku jaketnya, mencari nama Alvan, lalu meneleponnya.
"Bro, lo mau tunggu di sana sendiri apa ikut gue?" Tanya Alvan dengan desah napas yang tak teratur.
"Hah? Maksudnya apa?"
"Gue mau nyusul Clarisa ke rumahnya."
"Tadi katanya lo lihat Clarisa di sini."