Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tentang Malam yang Membenci Kilau Api (2/2)

27 Desember 2018   20:13 Diperbarui: 27 Desember 2018   20:57 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tunggu, Rasel!

Rasel menghentikan langkah, ia lupa harus mengatakan sesuatu kepada gadis ini.

"Oh iya, malem nanti aku tunggu kamu di Malioboro ya. Kalau mau, kita lihat pergantian tahun bareng-bareng. Kalau cuma aku berdua sama Alvan rasanya kurang seru. Kamu boleh ajak Yasmin nanti. See You."

Punggung Rasel akhirnya menghilang dari pandangan Clarisa.

Kamera itu, laki-laki itu. Apa mungkin dia adalah...

Ingatannya kembali tersapu oleh kenangan lama. Ia ingat dulu pernah ada seorang remaja yang diam-diam memotretnya saat sedang memainkan biola di halaman belakang. Saat ia menoleh ke arah kamera, laki-laki itu panik dan segera berlari dari hadapannya.

Apa mungkin Rasel adalah laki-laki itu?

***

Pukul sembilan malam. Suasana Jalan Malioboro sudah mulai dipadati oleh banyak individu, baik itu pejalan kaki, pengendara kendaraan bermotor, ataupun pedagang yang masih setia menemani wisatawan di trotoar jalan. Rasel dan Alvan pun demikian, mereka berdua ikut memenuhi jalan ini untuk bersama-sama merayakan malam pergantian tahun.

"Lo aneh, deh. Masa lo nyuruh Clarisa dateng ke sini buat nemenin kita, sementara suasana Malioboro udah dibanjiri sama manusia. Gimana cara lo nyari?"

Rasel hanya diam, membiarkan temannya itu terus bicara dan menasehatinya seperti anak kecil kehilangan balon berbentuk kotak. Ia tahu, mungkin permintaannya terasa konyol. Lain lagi ceritanya jika ia memberi tahu tempat pertemuan di tempat yang lebih spesifik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun