"Sopir terpaksa mematikan AC untuk menghemat bahan bakar karena macet panjang, mesin mobil bahkan sudah dimatikan."
"Bukannya lebih baik kehabisan bahan bakar daripada bikin mati orang?"
"Di sekitar kemacetan, bahan bakar sangat mahal. Antre di SPBU sudah sangat panjang, bisa berjam-jam."
"Iya, tapi yang menomorduakan keselamatan manusia kan sopirnya yang tak mau menyalakan AC-nya itu? Demi menghemat bahan bakar, nyawa manusia dikorbankan. Gitu kan?"
"Semua itu karena kemacetan, Bu. Pemerintah yang bertanggungjawab!"
"Lho kok gitu?"
"Karena pemerintah tak hadir di situ. Saat macet, tak ada pihak pemerintah yang membantu evakuasi sehingga terpaksa ada yang meninggal karenanya."
"Kalau macet kan semuanya kena macet juga, termasuk kendaraan pemerintah, bagaimana Bapak bisa begitu saja menyalahkan pemerintah?"
"Pemerintah yang salah, Bu. Harusnya sudah bisa mengantisipasi kemacetan sejak jauh-jauh hari."
"Iya, hingga sekarang, seingat saya belum pernah ada pemerintah yang berhasil menghilangkan tradisi macet saat-saat lebaran dan liburan. Macet dalam suasana liburan dan lebaran itu biasa. Tapi kalau dengan alasan menghemat bahan bakar saat kemacetan, lalu keselamatan orang diabaikan, dan kemudian menimpakan semua kesalahan pada pemerintah, saya baru dengar sekarang."
"Tapi, Bu…."