Mohon tunggu...
Gianto Kwee
Gianto Kwee Mohon Tunggu... Teknisi - Mechanical Design

Lahir di Tulung Agung, Jawa Timur, Sekolah di Bltar sampai SMA, tinggal di Jakarta sejak 14 November 1974, Berusaha menjalani HIDUP HARI INI dengan baik dan selalu belajar untuk makin tumbuh Dewasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kekasihku Namanya Jessy, Panggilan Mesraku "Si Gila"

12 Februari 2016   19:23 Diperbarui: 13 Februari 2016   09:13 2222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Suamiku, aku tak pernah minta apapun padamu, kenapa ? Aku penya penghasilan yang baik, aku punya pekerjaan sampingan merawat orang sakit tanpa harapan dan aku bisa membuat si sakit “Pergi” Dengan nyaman, Suamiku, percayalah, aku bisa membuatmu “Pergi” tanpa rasa sakit dan nyaman”

“Gila, Jangan lakukan, ini bukan dirimu ! kamu pasti sudah kerasukan setan ! Ingat aku kepala keluarga dengan tiga anak, mereka akan terlantar kalau aku kamu bunuh  !” Teriakku panik

“Suamiku jangan kuatir ! Anakmu tidak akan terlantar, aku tahu kamu sangat kaya, pasti kamu sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk keluargamu, aku mau kerja dulu, Tidurlah sayangku, aku sangat mencintaimu”

Kulihat tngannya membuka katup selang infuse, cairan infus Tetes demi tetes  mengalir masuk ketubuhku aku mencoba bertahan untuk tetap sadar, tapi aku tidur , , , , , ,

, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Aku sadar kembali dan tidak terikat, badanku terasa nikmat dan nyaman tapi sangat lemas dan tak bertenaga, apakah aku sudah mati ? ternyata aku masih hihup, Kulihat wajah istriku yang sangat cemas memandangku dengan mata sembab karena menangis.

“Jangan berbicara dulu, kamu masih sangat lemah !” Istriku berkata pelan penuh rasa cemas

“Maafkan aku Istriku, aku telah menghianatimu, ampuni suamimu yang jahat ini “ Aku berkata dengan terbata-bata

“Aku memaafkan mu suamiku, aku sudah lama tahu kamu punya kekasih baru, Aku sedih dan ingin kulabrak gadis pacarmu itu. Tapi aku sadar dan harus  tetap berfikir dengan jernih karena aku tidak boleh kehilangan kamu !“

“ Suamiku, kita berlima,  kamu, aku dan tiga anak kita adalah satu kesatuan dan tidak boleh dirusak oleh siapapun, Aku harus menjaga, aku berkompetisi dengan pacarmu untuk mempertahankan kamu, Terima Kasih Tuhan telah mengabulkan Doaku,  karena ada  keberuntungan dan kebetulan yang telah menuntun langkahku menyelamatkan nyawamu !”

“Hari itu tiba-tiba kamu “Hilang” Kamu tidak menelepon dan aku juga tidak bisa menghubungi kamu, aku cemas sekali, aku tahu tempat kamu jemput pacarmu, aku datang kesitu, ternyata mobilmu terparkir disitu. Aku juga tahu dimana pacarmu tinggal, Sebuah keberuntungan dan kebetulan (?) aku datang ke rumahnya tepat saat dia keluar rumah dengan mobilnya, samar-samar kulihat dia ternyata dia pergi sendirian “

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun