Mohon tunggu...
Gianto Kwee
Gianto Kwee Mohon Tunggu... Teknisi - Mechanical Design

Lahir di Tulung Agung, Jawa Timur, Sekolah di Bltar sampai SMA, tinggal di Jakarta sejak 14 November 1974, Berusaha menjalani HIDUP HARI INI dengan baik dan selalu belajar untuk makin tumbuh Dewasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kekasihku Namanya Jessy, Panggilan Mesraku "Si Gila"

12 Februari 2016   19:23 Diperbarui: 13 Februari 2016   09:13 2222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Namanya Jessy, aku mulai kenal dia 2 tahun yang lalu di usianya yang ke 25, seorang gadis cantik, kuat, mandiri dan cerdas. Dia seorang Perawat (Paramedis) di sebuah Rumah sakit Swasta Besar di Jakarta. Kami berkenalan ketika aku sedang menjalani "general check up". Di mana harus dilakukan "Kateterisasi". Perkenalan kami berlanjut dan makin akrab, dia pernah sekali berpacaran, putus dan tidak pernah dekat  dengan lelaki lagi hingga kenal denganku. Kami dekat dan makin dekat, Dia Kekasihku dan Aku Kekasihnya hingga Kami berdua sudah seperti suami – istri! Kami punya panggilan mesra, Jessy memanggilku “suamiku” dan aku memanggil dia “gila” karena dia memang benar benar gila

Usiaku 49 tahun saat kenal si “gila”, Aku telah beristri resmi dan punya 3 anak cowok  yang sehat, ganteng dan kami adalah keluarga yang bahagia! Kami juga punya panggilan mesra, istriku  memanggilku “suamiku” dan aku memanggil dia “gila” sama! Karena mereka memang sama-sama “gila”

Aku juga sanagat “Gila” Saat ini aku telah mempunyai seorang kekasih lagi yang usianya lebih muda 24 tahaun ! Aku sedang “Bermain Api” Sebuah permainan yang sangat berbahaya dimana aku tidak pernah memikirkan apalagi mengharapkan hal ini terjadi !

Kami menikmatinya dan Sangat menikmatinya ! Dibalik kesemua itu, didalam diriku ada rasa bersalah dan rasa takut yang sangat besar,

“Sayang ku, kamu nmasih sangat muda dan makin cantik dan matang, aku rela melepas kamu, ayo, cari lelaki yang kamu sayang dan dia juga sayang kamu, jangan kamu sia-sia kan masa mudamu bersamaku seorang lelaki Tua yang sudah beristri dan punya 3 anak”

“Suamiku Sayang” jawab nya “ Aku merasa aman kalau dekat dengan mu, aku tidak minta apa-apa kepadamu, aku hanya mau kamu jadi milikku se utuh nya !” Dan dengan tatapan matanya yang tajam dan “Aneh” dia berkata :” Suamiku, aku mau kamu ceraikan Istrimu atau kamu bunuh dia, sehingga kamu benar-benar milikku !” Teriaknya

Aku sangat terkejut, kupegang pundaknya, kupandang wajahnya dengan lekat, tak ada tanda-tanda bahwa dia hanya bercanda dengan ucapan nya, dia serius!

“Gila kau, itu hal yang sangat tidak boleh terjadi !” Teriak ku

Dia tersenyum dan wajahnya kembali ceria, “Suamiku sayang, ayo kita nikmati kebersamaan kita” katanya dengan manja dan kembali memelukku dengan erat, kemudian dengan berbisik dia berkata, “Aku tidak mau memikirkan hal itu hari ini, aku akan memikirkannya Besok”

Dialog serupa selalu berulang setiap aku meminta dia meninggalkan aku dan mencari lelaki yang mau dan sayang dia, sehingga aku tidak berani mengungkit hal ini lagi

Aku juga berusaha pergi meninggalkan dia, tapi usaha ku hanya bertahan paling lama satu bulan berpisah dengan dia, aku tak tahan dan selalu ingin bertemu, setelah itu kami Lengket kembali !.

Dia tinggal sendirian, dirumah mliknya sendiri (?) dengan pembantu yang tidak menginap, Aku tidak mengenal keluarganya, Dia menceritakan kepadaku, bahwa dia anak terkecil dari 3 bersaudara yang semuanya perempuan, Dia lahir di sebuah kota kecil di pedalaman Kalimantan dekat perbatasan dengan Malaysia, Ayahnya sudah meninggal saat dia berumur 15 tahun dan ibunya masih sehat tinggal dengan kakak keduanya di Kalimantan

Aku hanya tahu rumah dimana dia tinggal dan tak pernah masuk karena pertemuan kami berdua selalu di Motel, Dia memiliki mobil kecil, sebuah “KIA Picanto” Dan setiap pertemuan selalu pakai mobilku

Suatu hari perusahaan tempatku bekerja memintaku untuk membuka cabang disebuah kota besar di Sulawesi, aku akan berada disana minimal 3 bulan, aku tidak mungkin mengajak istriku ikut karena dia harus menjaga anak-anak ku yang masih sekolah, Tapi aku juga tidak mau mengajak si “Gila” Dan  Aku berfikir inilah saat nya aku pergi meninggalkan dia,

Kami bertemu lagi, seperti biasa, kami mesra sekali, sebelum berpisah aku mengutarakan maksudku, “Gila Sayangku, aku akan bertugas di luar pulau untuk waktu yang lama, inilah kesempatan kita untuk saling melupakan, kita harus berpisah untuk memulai kehidupan kita masing-masing untuk lebih baik dan Normal, Maafkanlah aku”

Dia memandangku dengan lembut, taka ada kesedihan sedikitpun terpancar diwajah nya “Suamiku Sayang, tidak perlu minta maaf, aku sangat bisa mengerti apa yang kamu rasakan, jangan merasa bersalah, karena menurutku tidak ada yang salah dengan apa yang telah kita lakukan” Aku dipeluknya dengan erat dan berkata dengan lembut “ Aku mau kita bertemu sekali lagi, Aku mau menikamati kemesraan denganmu yang terakhir, Maukah ?”

Kupeluk dia dengan sagat erat sambil berkata “Oke, 3 hari lagi kita ketemuan”  

Hari ini aku kembali betemu dia dan aku meyakini inilah pertemuan terakhirku ku dengannya sebagai sepasang kekasih, Seperti biasa, wajahnya berseri dan ceria seakan tiada beban, Riasan wajahnya juga seperti biasa, Halus dan tidak berlebihan 

“Hari ini pakai mobilku, kamu harus Nurut” candanya,

“Oke, aku Nurut” jawabku dengan senyum kecut

“ Kamu harus nurut sekali lagi, Kita tidak ke motel, tapi kerumahku, Pembantuku sudah pulang dan baru besok dia balik lagi” Kemabali aku harus nurut, “Mobil langsung aku masukkan Garasi, Kamu sembunyi biar tidak dilihat orang” katanya dengan santai

Rumah nya bersih dan tidak banyak perabot, kamarnya 4 M. x 4 M. cukup luas untuk wanita lajang. Tapi, Tempat tidurnya ! Sebuah Ranjang pasien rumah sakit !

“Gila, mentang-mentang kamu Perawat, sampai tempat tidur kamu harus Ranjang Pasien Rumah sakit, apa kamu tidak ngeri saat tidur ? Juga ranjang ini sangat mahal !”

“Aku tidak beli, di waktuku yang senggang aku merawat orang sakit secara Privat di Rumahnya, Orang kaya sekali, Sudah meninggal Ranjangnya di hadiahkan ke aku,  sangat nyaman  !

“Nanti kamu akan mencobanya” Katanya sambil mengerling manja

Kami berpelukan lama sekali, dalam Hening tak ada kata, kemudian “Aku buatkan minum dulu, aku sudah siapkan Nanas,Tomat dan buah Merah untuk di Juice, buatan ku pasti lebih enak dari yang biasa kita beli, kamu tunggu didalam sementara aku buatkan minumanmu“

Sambil menunggu aku perhatikan kamar dia, Selain tempat tidur Pasien hanya ada satu  meja rias kecil dengan bangku pendek, 1 bh “Kursi Bakso” Warna Hijau, TV 32 Inci, nempel di dinding, Sebuah jendela menghadap ke jalan, serta kamar mandi yang sangat bersih. Tak lama dia datang sambil membawa 1 gelas Juice dingin dan 1 Aqua gelas di kedua tangannya,

“Minuman dingin sudah datang !” teriaknya dengan Riang, “aku tidak punya gelas besar, diluar masih banyak Juicenya, kalau masih haus bisa nambah” lanjutnya

Aku haus sekali, segera 1 gelas Juice aku minum habis ! Kali ini dia salah ! Juice buatan dia TIDAK lebih enak daipada yang biasa kita beli !.

“Mau nambah ?” tanyanya “Cukup, aku minum air putihnya saja” Jawabku

Kembali kami berpelukan,“Suamiku, Lepas celana dan Bajumu nanti Lecek , Tunggu aku di tempat tidur”  Dia keluar membawa gelas kosong

Tempat tidur yang sangat nyaman, kasurnya lembut membuat aku mengantuk , aku sangat ingin tidur dan aku benar-benar TERTIDUR !

Entah berapa lama aku tertidur, Aku terbangun dengan badan sangat lemas dan mengantuk, aku tidak bisa bergerak karena  badanku diikat di tempat tidur,  Jarum Infus sudah terpasang di lengan kiriku ! Kulihat Si “Gila” duduk di Kursi Bakso, memandangku dengan senyum.

“Suamiku, kamu pasti terkejut dengan keaadaanmu, kamu lemas, merasa nyaman dan ingin tidur terus” Katanya dengan penuh rasa sayang kepadaku, tapi pandangan mata nya begitu tajam dan aneh, tanpa terasa badanku jadi merinding,

Dengan suara lemah aku menjawab dengan lirih “Aku kena apa ? Siapa yang melakukan ini ?”

Dia naik ketempat tidur dengan masih berpakaian seperti saat kita dating, Ditindihnya badanku dengan tubuhnya yang Sexy, “Aku yang melakukannya, Enak dan Nyaman kan ?”

“Suamiku, Dipertemuan kita yang terakhir ini akau ingin memilikimu, Benar-benar memilikimu se utuh nya dan benar-benar seutuhnya” katanya dengan manja,

Aku semakin sadar, pikiranku mulai jernih, hanya badanku sangat lemas, terikat pula !.

“Gila Sayangku, kamu jangan melakukan kegilaan yang aneh, aku sangat tidak nyaman ! Jangan bertindak konyol !”  aku berteriak tapi dengan suara yang hampir tak terdengar  karena badanku masih sangat lemas ! Perasaan takut mulai menyerangku

“Suamiku, aku mau menceritakan kisah masa kecilku, aku mau kamu mendengarkan dengan baik”  bisiknya, “Kamu mau kan ?”

Dia turun dari Ranjang dan kembali duduk di Kursi Bakso, Aku masih belum tahu dan tidak mengerti apa mau dia dan kenapa aku Dibius, Diikat dan dipasangi Infus,

Aku melihat dia gembira sekali, sangat tedak biasa ! Tiba-tiba aku merasa cemas, Firasatku mengatakan ada yang tidak beres, rasa  takut mulai menyerangku, tapi aku sadar bahwa aku harus tenang ! Badanku mulai makin pulih, tangan dan kakiku sudah bisa di gerakkan ! “Gila Sayangku” Kataku dengan suara yang makin normal “Aku sangat ingin mendengar ceritamu tapi Lepaskan dulu ikatan ku dan juga Infus nya, Tidak enak mendengar Ceritamu sambil terikat”

“Aku tidak mau melepaskanmu lagi, aku akan member kejutan yang luar biasa buatmu, ayo dengarkan, aku mulai cerita !” 

“Aku  terkecil dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan, ke dua kakak ku ikut paman dikota, jadi dirumah hanya ada ayah, ibu dan aku ! Kami sangat Miskin, sehingga membuatkan seperangkat baju baru bagiku, orang tuaku juga tidak mampu dan setiap hari aku selalu memikirkan bilakah aku bisa meniru anak perempuan tetangga kami yang setiap tahun baru tentu mendapat baju baru dan sepatu baru itu ? Alangkah senangnya hatiku bila cita-citaku terkabul ”

“Diwaktu kecil kamu juga pasti sangat cantik, nona cilik yang begitu menyenangkan dan cantik, biar pakai baju rombeng pasti juga tetap cantik “ Kataku

Dia tersenyum genit, katanya “Waktu kecil aku selalu rindu, yaitu merindukan baju kain kembang”

“Dan setelah Dewasa ?”

“Aku selalu merindukan kamu, Suamiku ! Katanya merayuku

Hatiku terguncang, rasa cemas, takut dan was-was s tiba-tiba lenyap !  dan sungguh, aku mau memeluk dia, tapi badanku masih terikat kuat di ranjang !

“Gila Sayang, lalu sampai umur berapa engkau baru terkabul memakai baju kembang ?”

“Kamu tidak pernah miskin, tentu tidak tahu penderitaan anak keluarga miskin ! Tatkala itu meski rambutku hanya memakai seutas pita merah, aku sudah merasa kegirangan setengah mati. Waktu aku berusia tujuh tahun, ketika dekat tahun baru, ayah telah menggiring Babi yang telah kami pelihara dengan susah payah ke pasar untuk di jual, ayah berjanji akan membelikan kain kembang untuk dibuatkan baju baru untukku. Coba bayangkan betapa girangku. Maka baru satu jam ayah pergi, dengan tak sabar aku sudah menantinya di depan rumah, tapi ayah belum pulang meski aku sudah keluar masuk rumah beberapa kali. Akhirnya setelah dekat Magrib, dari jauh kelihatan ayah mendatangi dengan pelahan, segera aku berlari menjemputnya, tapi betapa terkejutnya aku, baju ayah robek disana-sini, mukanya merah bengkak, bahunya berdarah pula, pasti ayah baru dihajar orang !     Aku bertanya :” Ayah mana baju kembang yang ayah janjikan ? “

”Tapi ayahku tidak menjawab, dia hanya menggelengkan kepala sambil meneteskan air mata, dan aku bertanya lagi, ayah kain kembang yang kupesan sudah kamu beli atau belum ?” Dengan menyesal ayah memegang tanganku katanya : “Uang penjualan babi dirampas oleh Juragan Bohir, Ayah berhutang padanya, dengan ditambah bunga pinjaman uang penjualan babi habis, aku Dipaksa membayar , , ,  ,

“Suamiku, sungguh tak terkatakan rasa kecewaku aku mendeprok ditanah dan menangis sedih.  Setiap hari aku pelihara babi, dari kecil aku besarkan, cita-citaku ingin beli baju kembang, siapa duga hasilnya hanya kosong belaka , , , , ,”

“Ayah berkata padaku, biarlah besok ayah piara babi kembali, pasti akan ayah belikan kain kembang untukmu, Tapi aku terus menangis tapi apa gunanya ? “

“Dan tiada sebulan kemudian, tibalah tahun baru, Anak perempuan tetangga sebelah memakai baju baru Beekembang merah Jambon dasar kuning, Memakai celana hijau pupus bersulam, sungguh indah sekali. Dan sungguh aku sangat iri, sampai kue yang di buat ibu juga tak mau kumakan lagi !”

“Dan pada malam tahun baru itu aku jadi tak bisa tidur memikirkan baju kembang itu. Sampai tengah malamdiam-diam aku bangun dan dengan mengendap aku masuk kerumah tetangga sebelah. Pada umumnya orang-orang tua menunggu pergantian tahun baru dan mereka belum tidur. Aku melihat perempuan tetangga sebelah sedangtidur dibalai-balai dan baju barunya diselimutkan diatas tubuhnya, aku terkesima memandang baju kembang yang mempesona itu, sampai akhirnya aku masuk kekamarnya dan kuambil baju kembang itu !”

“Hah jadi kamu mencuri baju kembang itu ?” Aku berseru dengan kaget.

“Aku justru tidak mencuri bajunya, segera kuambil gunting dan kupotong baju barunya hingga hancur lalu kuambil celana barunya dan kugunting pula menjadi lajur-lajur kecil “

“Rasa hatiku senang tak terkatakan, jauh lebih menyenangkan daipada aku memakai baju baru !”

Mendengar kata-katanya yan terakhir aku menjadi sangat ketakutan :”Sayang, sudahlah jangan bercerita masa lalu yang tidak menyenangkan, segera lepaskan suamimu, aku sudah sangat ingin memelukmu”

 

“Tidak, aku tidak akan melepasmu lagi” jawabnya “Suamiku sayang, Kisah yang kuceritakan tadi apakah kau sudah mengerti maknanya ?”

Seketika keringat dingin menetes di kening ku, aku sangat ketakutan, tapi aku berusaha tetap tenang, aku tidak boleh menunjukkan kelemahan.  Aku mengenal dia dengan baik begitupun sebaliknya, dia sangat kuat dalam prinsip, hanya aku tidak menyangka dia punya “LUKA” Masa kecil  yang begitu parah yang membuat jiwanya menjadi “Sakit” Hal mengerikan sedang terjadi dan maut sudah sangat dekat dengan diriku sedang aku masih sangat lemah, Berteriak juga belum bisa yang bisa kulakukan saat ini adalah berdialog untuk mengulur waktu sambil berharap bisa menyadarkan dia,

Dia berdiri, membungkuk wajahya didekatkan ke wajahku, “Sayang, pandang aku, aku masih muda dan cantik, semua berkat kau yang selalu memperhatikan dan memotifasiku untuk selalu bertindak dan berfikir Positif, kau membuatku mau berdandan dan selalu mempercantik diri, Lobang ditelingaku yang buntu sudah di tindik lagi, sehingga aku bisa memakai Giwang serta perhiasan emas yang lain yang kamu hadiahkan padaku, Terima kasih Suamiku, aku sangat menCintai kamu ” Aku dipeluknya dan tiba-tba “Ah, kamu berkeringat, biar aku melap keringat mu dulu” katanya sambil mengambil Tissue

“Gila ku Sayang,  aku juga sangat mencintaimu, kita berdua juga saling memiliki, Kita Berdua tahu itu dan kita menikmatinya, ayo kemari peluk aku yang Erat”

“Suamiku, aku tahu kamu lebih berat ke Istrimu, aku tahu aku tak mungkin memilikimu, aku sangat marah setiap kamu menyuruhku mencari lelaki lain. Suamiku aku rela berbagi dirimu dengan istri mu yang sah, tapi kamu selalu berusaha  membuang aku !”

“Suamiku, aku tak pernah minta apapun padamu, kenapa ? Aku penya penghasilan yang baik, aku punya pekerjaan sampingan merawat orang sakit tanpa harapan dan aku bisa membuat si sakit “Pergi” Dengan nyaman, Suamiku, percayalah, aku bisa membuatmu “Pergi” tanpa rasa sakit dan nyaman”

“Gila, Jangan lakukan, ini bukan dirimu ! kamu pasti sudah kerasukan setan ! Ingat aku kepala keluarga dengan tiga anak, mereka akan terlantar kalau aku kamu bunuh  !” Teriakku panik

“Suamiku jangan kuatir ! Anakmu tidak akan terlantar, aku tahu kamu sangat kaya, pasti kamu sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk keluargamu, aku mau kerja dulu, Tidurlah sayangku, aku sangat mencintaimu”

Kulihat tngannya membuka katup selang infuse, cairan infus Tetes demi tetes  mengalir masuk ketubuhku aku mencoba bertahan untuk tetap sadar, tapi aku tidur , , , , , ,

, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Aku sadar kembali dan tidak terikat, badanku terasa nikmat dan nyaman tapi sangat lemas dan tak bertenaga, apakah aku sudah mati ? ternyata aku masih hihup, Kulihat wajah istriku yang sangat cemas memandangku dengan mata sembab karena menangis.

“Jangan berbicara dulu, kamu masih sangat lemah !” Istriku berkata pelan penuh rasa cemas

“Maafkan aku Istriku, aku telah menghianatimu, ampuni suamimu yang jahat ini “ Aku berkata dengan terbata-bata

“Aku memaafkan mu suamiku, aku sudah lama tahu kamu punya kekasih baru, Aku sedih dan ingin kulabrak gadis pacarmu itu. Tapi aku sadar dan harus  tetap berfikir dengan jernih karena aku tidak boleh kehilangan kamu !“

“ Suamiku, kita berlima,  kamu, aku dan tiga anak kita adalah satu kesatuan dan tidak boleh dirusak oleh siapapun, Aku harus menjaga, aku berkompetisi dengan pacarmu untuk mempertahankan kamu, Terima Kasih Tuhan telah mengabulkan Doaku,  karena ada  keberuntungan dan kebetulan yang telah menuntun langkahku menyelamatkan nyawamu !”

“Hari itu tiba-tiba kamu “Hilang” Kamu tidak menelepon dan aku juga tidak bisa menghubungi kamu, aku cemas sekali, aku tahu tempat kamu jemput pacarmu, aku datang kesitu, ternyata mobilmu terparkir disitu. Aku juga tahu dimana pacarmu tinggal, Sebuah keberuntungan dan kebetulan (?) aku datang ke rumahnya tepat saat dia keluar rumah dengan mobilnya, samar-samar kulihat dia ternyata dia pergi sendirian “

“Suamiku yang tak tahu diri dan kurang ajar pasti masih didalam rumah, dengan marah dan kalap kugedor rumah pacarmu, dan tidak ada jawaban kemudian dengan penuh emosi kodobrak Jendela rumah Pacarmu, aku bisa masuk, kunyalakan lampu dan kulihat kamu terikat di ranjang lengkap dengan selang infus. Kamu pulas sekali, saya merasa ada yang tidak beres, segera saya cabut jarum infusnya dan entah kekuatan dari mana kugendong kamu masuk mobil, Cairan Infus kubawa dan kamu kubawa ke Rumah sakit”

“Kamu Pulas selama 2 hari, Dokter bilang, terlambat sedikit, kamu akan “Pulas” selamanya”

Kupandangi Istriku bercerita dengan takjub, “Terima kasih Istriku, kamu istri yang luar biasa” Tanpa terasa mataku telah basah dengan airmata

“Aku sudah lapor polisi, Polisi melakukan pencarian, tapi pacarmu hilang seperti ditelan bumi dan rumah itu pacarmu hanya menyewa, Kamu boleh lega dan gembira karena dia lolos, kamu bisa minta diikat lagi, tapi jangan harap aku mau menolong kamu lagi”  Kata istriku denganmuka Jengkel

“Istriku, aku benar-benar kapok, hal ini takkan terulang lagi, aku janji !”

“Suamiku, kalau kamu melakukan sekali lagi, aku akan mengikatmu diranjang, dan tak akan kulepaskan lagi “ , , , , , , , , , , , , ,

 

Taman Semanan Indah, 11 February 2016

Reverensi , “Pendekar Negeri Taylie” Karya Chin Yung

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun