Mohon tunggu...
Gianto Kwee
Gianto Kwee Mohon Tunggu... Teknisi - Mechanical Design

Lahir di Tulung Agung, Jawa Timur, Sekolah di Bltar sampai SMA, tinggal di Jakarta sejak 14 November 1974, Berusaha menjalani HIDUP HARI INI dengan baik dan selalu belajar untuk makin tumbuh Dewasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kekasihku Namanya Jessy, Panggilan Mesraku "Si Gila"

12 Februari 2016   19:23 Diperbarui: 13 Februari 2016   09:13 2222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Dan pada malam tahun baru itu aku jadi tak bisa tidur memikirkan baju kembang itu. Sampai tengah malamdiam-diam aku bangun dan dengan mengendap aku masuk kerumah tetangga sebelah. Pada umumnya orang-orang tua menunggu pergantian tahun baru dan mereka belum tidur. Aku melihat perempuan tetangga sebelah sedangtidur dibalai-balai dan baju barunya diselimutkan diatas tubuhnya, aku terkesima memandang baju kembang yang mempesona itu, sampai akhirnya aku masuk kekamarnya dan kuambil baju kembang itu !”

“Hah jadi kamu mencuri baju kembang itu ?” Aku berseru dengan kaget.

“Aku justru tidak mencuri bajunya, segera kuambil gunting dan kupotong baju barunya hingga hancur lalu kuambil celana barunya dan kugunting pula menjadi lajur-lajur kecil “

“Rasa hatiku senang tak terkatakan, jauh lebih menyenangkan daipada aku memakai baju baru !”

Mendengar kata-katanya yan terakhir aku menjadi sangat ketakutan :”Sayang, sudahlah jangan bercerita masa lalu yang tidak menyenangkan, segera lepaskan suamimu, aku sudah sangat ingin memelukmu”

 

“Tidak, aku tidak akan melepasmu lagi” jawabnya “Suamiku sayang, Kisah yang kuceritakan tadi apakah kau sudah mengerti maknanya ?”

Seketika keringat dingin menetes di kening ku, aku sangat ketakutan, tapi aku berusaha tetap tenang, aku tidak boleh menunjukkan kelemahan.  Aku mengenal dia dengan baik begitupun sebaliknya, dia sangat kuat dalam prinsip, hanya aku tidak menyangka dia punya “LUKA” Masa kecil  yang begitu parah yang membuat jiwanya menjadi “Sakit” Hal mengerikan sedang terjadi dan maut sudah sangat dekat dengan diriku sedang aku masih sangat lemah, Berteriak juga belum bisa yang bisa kulakukan saat ini adalah berdialog untuk mengulur waktu sambil berharap bisa menyadarkan dia,

Dia berdiri, membungkuk wajahya didekatkan ke wajahku, “Sayang, pandang aku, aku masih muda dan cantik, semua berkat kau yang selalu memperhatikan dan memotifasiku untuk selalu bertindak dan berfikir Positif, kau membuatku mau berdandan dan selalu mempercantik diri, Lobang ditelingaku yang buntu sudah di tindik lagi, sehingga aku bisa memakai Giwang serta perhiasan emas yang lain yang kamu hadiahkan padaku, Terima kasih Suamiku, aku sangat menCintai kamu ” Aku dipeluknya dan tiba-tba “Ah, kamu berkeringat, biar aku melap keringat mu dulu” katanya sambil mengambil Tissue

“Gila ku Sayang,  aku juga sangat mencintaimu, kita berdua juga saling memiliki, Kita Berdua tahu itu dan kita menikmatinya, ayo kemari peluk aku yang Erat”

“Suamiku, aku tahu kamu lebih berat ke Istrimu, aku tahu aku tak mungkin memilikimu, aku sangat marah setiap kamu menyuruhku mencari lelaki lain. Suamiku aku rela berbagi dirimu dengan istri mu yang sah, tapi kamu selalu berusaha  membuang aku !”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun