Mohon tunggu...
Fahmi Idris
Fahmi Idris Mohon Tunggu... Professional IT - System Analyst -

Introvert, Kinestetik, Feeling Extrovert, System Analyst, Programmer, Gamers, Thinker, Humorous, Dreamer. Web : ghumi.id Instagram : fahmi_gemblonk

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Penggenggam Jasad: Lelayu Ayu

24 Mei 2012   12:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:52 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13377517631810938662

Angin terasa semakin kencang berhembus. Suara gemerisik dedaunan semakin jelas terdengar. Kelebat-kelebat sosok bayangan hitam bermunculan. Kelebat bayangan-bayangan hitam tersebut muncul dari balik pohon, batu dan dalam tanah. Mereka semua mendekati Alya, mengelilinginya.

"Wojo lelayu sebet…", Baris terakhir langgam sudah dilantunkan. Alya menarik nafas kemudian membuka kedua matanya, "Hmmmffffhhhh...", Alya tak sadarkan diri setelah melihat empat sosok yang duduk di hadapannya.

-=0O0=-

"Mmmmhhh..", Alya membuka mata. Alya tersadar dalam posisi duduk di bawah pohon, "Halaman vila?!?", Gumamnya. Alya kemudian berdiri menatap sekitar.

Sekarang sore hari dengan cahaya matahari yang keemasan tampak indah. Rerumputan hijau segar dan pepohonan rimbun sejuk menambah keindahan sore hari pada halaman vila. Ada panggung kecil dengan 12 kursi yang terisi penuh. Ada sekitar 15 orang di sana, mereka tampak akrab bercengkrama.

"Ada orang lain di sana? Mungkin aku bisa meminta pertolongan", Alya bergumam, "TOLOOOOOOOOOOONG! ADA PENUMBALAN DI SINI!!!", Alya berteriak minta tolong, berjalan kepayahan mendekati kerumunan.

Tak seorang pun dari mereka menoleh pada Alya. Mereka masih asyik bercengkrama. Alya semakin mendekati mereka, berteriak-teriak meminta pertolongan. Masih saja tak ada yang menggubrisnya. Alya menghentikan langkahnya. Ia melihat ada dua anak kecil keluar dari dalam vila membawakan nampan berisi gelas minuman. Satu laki-laki dan satu perempuan.

"Wajah mereka sepertinya tidak asing, seperti Tejo dan Nunik.", Gumam Alya.

Alya sudah sangat dekat dengan salah seorang yang duduk di kursi plastik merah. Ia mencoba menggenggam tangan pria muda tadi.

"Aku tak bisa menyentuhnya, mereka tidak bisa melihatku... Apakah aku sudah mati?!?", Alya bergumam panik.

Sementara di atas panggung terlihat seorang wanita setengah baya memeluk seorang gadis. Mengecup kening gadis tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun