"Lo jagain Kurnia sama Alya Cok.. Gue ada stok piso sama tali di tas, lo pake buat jaga-jaga..", Sani mengingatkan Coki. Sani, Brandon dan Hidayat berlari ke belakang sekarang.
"Stick together guys..!", Teriak Brandon sambil berlari. Mereka bertiga menghilang di ujung selasar.
* * *
"Ayo Luh.. Tahan sakitnya.. kita gak tau jadi apa kita kalau tertangkap Nunik...", Dengan nafas tersengal Alan mencoba mengingatkan Galuh.
Jarak mereka berdua semakin menjauh dengan Nunik. Mereka berdua berlari menuju puncak bukit. Ada dua pohon beringin besar di sana. Keduanya berdiri tegap rapih seperti gapura. Akarnya besar berlumut. Seperti memasuki sebuah lorong, beringin ini berbaris rapih pada sisi kanan dan kirinya. Beringin-beringin tua yang tampak lapuk namun kokoh.
* * *
Sekarang tinggal Coki, Kurnia dan Alya di ruang depan vila. Sepeninggalan Brandon, Hidayat dan Sani, suasana menjadi hening. Coki sudah menggenggam pisau dan tali di tas ransel Sani sekarang, dia berdiri di depan Kurnia. Sementara Kurnia masih sibuk mencoba menyadarkan Alya yang masih belum sadar.
"Kita pindah saza lah ke ruang tengah.. Kau bisa baringkan itu Alya di kursi panzang di sana.."
"Yaudah.. nih kamu angkat Alya.."
Coki meletakkan pisau dan tali, memangku Alya membawanya ke ruang tengah. Kurnia mengambil pisau dan mendekapnya di depan dada. Tangan kirinya membawa tali. Berjalan di belakang Coki.
* * *