Mohon tunggu...
Gefira Nur Fauzia
Gefira Nur Fauzia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student of Diponegoro University

Seorang mahasiswa yang gemar menyalurkan ide dan pemikirannya melalui tulisan baik fiksi maupun non-fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Benang

18 Juli 2023   21:50 Diperbarui: 18 Juli 2023   21:57 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Aku mengangguk dan mengembalikan buku kepadanya. Kami berdua pergi meninggalkan perpustakaan menuju kedai es krim.

            Kami memesan dua sekop es krim stroberi. Kesukaan kami. Aku dan dirinya telah saling mengenal satu sama lain, tetapi aku tak tahu latar belakangnya. Hal yang aku tahu hanya dia dan kenangan yang kita buat. Persahabatan telah menghubungkan kami. Bukan, lebih tepatnya kami terhubung oleh ketidaksengajaan memesan dua sekop eskrim secara bersamaan.

            Waktu itu, ketika matahari sedang teriknya.

            "Kak, eskrim cokelat dua sekop," ujar kami berbarengan lalu saling memandang dan tertawa ringan.

            "Perkenalkan aku Penta," katanya sembari duduk di hadapanku

            "Aku Gia. Lucu juga namamu, lima kan artinya?" ujarku tertawa

            Dia mengangguk dan tersenyum lalu menyendokkan eskrim ke mulutnya. Awal mula persahabatan yang manis. Kami sering berkirim pesan, dia selalu bercerita bahwa ia sedang sedih, tetapi tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya. Kadang dia mencoba menangis di hadapanku dengan menahan kokoh sosok tegarnya. Sudah ribuan kali aku memaksa untuk mengeluarkan emosinya kepadaku.

            Ternyata dia tumbuh dengan stigma bahwa lelaki harus kuat dan tidak menangis di hadapan orang. Kebiasaan itu yang membuatnya menahan perasaan dan emosinya.

            "Gia!" kata Penta menggoyangkan tanganku

            "Ah iya, ada apa?"

            "Melamunkan apa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun