"Maaf Pak, buku Mencari Sumber Cahaya di bagian mana ya?"
Petugas perpustakaan memberikan secarik kertas berisikan informasi buku.
Rak nomor tujuh larik empat, aku menemukannya. Melanjutkan ke bab delapan, si tokoh menghentikan tindakannya. Aku bernapas lega, membayangkan happy ending yang akan diceritakan penulis.
Si tokoh menghentikan perbuatannya ketika sebuah notifikasi membuyarkan pikiran negatifnya. Ternyata dari orang yang selama ini dia suka, si tokoh tersenyum dan membereskan tali tambang itu. Cerita berakhir lega, aku bersyukur atas keputusan sang tokoh. Ketika aku membuka halaman selanjutnya, aku menemukan pembatas halaman 'Pentara Sagara'
"Milik Penta?" gumamku
Namun, tiba-tiba aku tersadar bahwa nama Penta di bawah judul novel itu. Itu novel karya Penta, aku tak menyadari sama sekali sedari awal. Mungkin ini alasan Penta menunjukkan novel ini kepadaku, namun aku tak sadar dengan tujuannya.
Aku segera menghubungi Penta "Ini karyamu?"
Tanpa dijelaskan panjang lebar, Penta tertawa ringan "Baru sadar?"
"Maaf, aku terlalu mendalami kisahnya. Ini hasil imajinasimu?"
Dari seberang Penta terdiam "Penta?" Ujarku membuyarkan lamunannya.
"Kisah nyata," katanya, kami berdua terdiam sebentar.