Mohon tunggu...
Gede Surya Marteda
Gede Surya Marteda Mohon Tunggu... Freelancer -

Mencari jati diri di belantara Hutan Jati. Berusaha semampunya untuk menjadi pribadi yang humoris.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Namaku Jack Taylor

15 Januari 2015   13:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:06 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teman atau hukuman, yang pasti itulah satu-satunya hal yang masih ada didekatnya.

Waktu menunjukan pukul 1 malam tapi Jack tidak mengantuk. Ia memilih untuk mengelus-elus laras peluncur itu. Namun bibirnya tetap terkunci.

***

MATAHARI bersinar di ufuk timur. Stasiun berita di televisi menunjukan bahwa hari ini tertanggal 17 Juli 2014. Jack bersiap untuk keluar dari rumah. Dia membawa bungkusan besar kain di punggungnya. Sesaat sebelum beranjak keluar, ia mengepalkan kedua tangannya di depan dada. Matanya terpejam. Sepetik kalimat meluncur keluar dari bibirnya.

Tuhan, entah apa yang kau rencanakan untukku. Aku selalu percaya bahwa apa yang aku lakukan adalah rencana-Mu, dan aku syukuri itu. Tapi, ya Tuhan. Kali ini rencana-Mu buruk.

Benar-benar buruk.

(dibuat tanggal 22 Juli 2014)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun