Teman atau hukuman, yang pasti itulah satu-satunya hal yang masih ada didekatnya.
Waktu menunjukan pukul 1 malam tapi Jack tidak mengantuk. Ia memilih untuk mengelus-elus laras peluncur itu. Namun bibirnya tetap terkunci.
***
MATAHARI bersinar di ufuk timur. Stasiun berita di televisi menunjukan bahwa hari ini tertanggal 17 Juli 2014. Jack bersiap untuk keluar dari rumah. Dia membawa bungkusan besar kain di punggungnya. Sesaat sebelum beranjak keluar, ia mengepalkan kedua tangannya di depan dada. Matanya terpejam. Sepetik kalimat meluncur keluar dari bibirnya.
Tuhan, entah apa yang kau rencanakan untukku. Aku selalu percaya bahwa apa yang aku lakukan adalah rencana-Mu, dan aku syukuri itu. Tapi, ya Tuhan. Kali ini rencana-Mu buruk.
Benar-benar buruk.
(dibuat tanggal 22 Juli 2014)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H