Siang itu ketika matahari sedang terik teriknya, ia harus menuntun motornya untuk mencari tukang tambal ban terdekat yang ternyata ia baru menemukan tukang tambal ban tersebut setelah ia berjalan berkilo kilo meter jauhnya.
Selesai menambal, Danang kembali menyalakan aplikasi untuk mencari penumpang dan beruntungnya, ia mendapatkan penumpang yang mempunyai tujuan ke daerah Jakarta Barat yang memang searah dengan rumahnya jadi ia bisa langsung pulang .
Setelah berjibaku dengan kemacetan lalu lintas pulang kantor, sampai juga ia di daerah tujuan penumpangnya tersebut. Danang kemudian mematikan aplikasi nya dan bersiap segera pulang ke rumah.
Dan akhirnya, sesampainya di rumah, Danang pun bisa merenggangkan tubuhnya sambil menikmati nasi, sayur asam, tahu dan tempe buatan istrinya.
Setelah selesai menyantap makan malamnya, Danang segera membereskan piring dan mangkuk dan menuju ke tempat cuci piring.
Terdengar suara pintu terbuka dan langkah kaki Tari menuju ke ruang depan, tombol TV dinyalakan dan terdengar suara khas sinetron yang memang digemari istrinya.
Sehabis mencuci piring dan mangkuk, Danang segera ke ruang depan menyusul istrinya. Tari sedang duduk menyelonjor sambil matanya lekat menatap layar TV.
"Gimana kerjaan kamu hari ini, Yang?", Danang membuka pembicaraan. Istilah sayang memang merupakan panggilan Danang kepada Tari.
" Biasalah mas, gitu gitu aja. Aku mual banget di toko jadi tadi aku izin pulang jam satuan"
"Muntah lagi ?",tanya Danang dan dijawab gelengan kepala oleh Tari
" Terasa lagi gak tendangan si dedek di perut kamu?" Danang mengusap perut Tari.