Walaupun telah lama, agaknya ia tidak terlalu peduli dengan kelihaian penjaga warung membungkus nasi, melayani pembeli. Mungkin sebab itu, mudah sekali menebak maksud kedatangannya---menagih janji masa lalu.
Ia tersenyum saat menoleh ke samping kanannya. Tepat di mana seseorang berkata, "Suatu saat kita akan bertemu di sini. Jangan lupa itu." Ia terus mengingat. Sedang pemilik warung memandang iba. Tak lama. Sebab tak rela.
"Dua bungkus kan?"
"Oh, Iya pak."
"Dua puluh ribu saja."
"Terima kasih pak." Setelah memberi selembar uang.
"Iya, sama-sama. Silakan pergi. Nanti yang lain terganggu."
"Wah! Sadis sekali."
"Kok sadis?"
"Pelanggan bapak gak ada kok."
"Terus, apa lagi?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!