"Biasa, pak. Sibuk. Hehe.."
"Sibuk?"
"Yep. Saya juga bingung..."
"Bingung?"
"Saya sendiri tidak tau, entah sibuk untuk apa."
"Nak," sambil menelan ludah, "Pohon Jambu di depan itu telah puluhan kali berbuah. Kamu tau, semua yang pernah menyicipi mengaku rasanya manis..."
"Bentar, pak. Saya belum tanya tentang Mira lo."
"Oh, ya. Hehe.. Terus ada apa gerangan?"
"Oh, ramah sekali sekarang bapak ini... Bungkus saja nasi nya dua."
"Hehe... Biasa?"
Ia mengangguk.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!